ledifha.com – JAKARTA – Kuantitas tukar (kurs) rupiah pada perdagangan hari ini ditutup melemah 1,5 poin atau 0,01 persen ke level Rp15.423 setelahnya sebelumnya di tempat Rp15.422 per dolar AS. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah sempat dibuka pada level Rp15.420 per USD.
Pengamat lingkungan ekonomi uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar Amerika Serikat tambahan kuat terhadap mata uang lainnya, lantaran penanam modal fokus pada data naiknya harga utama dari perekonomian terbesar dalam dunia untuk mendapatkan petunjuk tentang besarnya peluang pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve pada bulan September.
“Para peniaga juga mengantisipasi pendapatan dari raksasa chip kecerdasan buatan (AI) Nvidia, yang mana telah terjadi memicu kegilaan di tempat Wall Street dan juga sekitarnya pada beberapa tahun terakhir. Dolar juga sensitif terhadap pergerakan di area bursa ekuitas tahun ini,” tulis Ibrahim pada risetnya, Kamis (29/8/2024).
Komentar dovish terbaru dari Federal Reserve menguatkan ekspektasi untuk penurunan suku bunga pada bulan September, yang digunakan menjadi pertanda baik bagi lingkungan ekonomi saham. Fokus minggu ini adalah pada data hasil domestik bruto Amerika Serikat serta data indeks harga jual PCE – pengukur pemuaian pilihan Fed – untuk isyarat dunia usaha lainnya.
Pasar memperkirakan potensi sekitar 63,5% untuk pemangkasan suku bunga Negeri Paman Sam sebesar 25 basis poin pada bulan September serta kesempatan 36,5% untuk pemangkasan sebesar 50 basis poin, menurut alat CME FedWatch.
Selain itu, Pemodal mengantisipasi rilis data naiknya harga zona euro bulan Agustus akhir minggu ini, yang dapat memberikan petunjuk tentang jalur kebijakan moneter Bank Sentral Eropa. Kemudian hari Selasa depan, para pedagang bertaruh Bank of England akan melambat di pelonggaran kebijakan moneter daripada Fed.
Berdasarkan data diatas, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup menguat di dalam rentang Rp15.350 – Rp15.460 per dolar AS.