ledifha.com – JAKARTA – PLN Daya Primer Indonesia (PLN EPI) terus menyokong transisi energi bersih melalui penerapan co-firing biomassa di dalam pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Upaya ini tak hanya saja bertujuan untuk mengempiskan emisi karbon dan juga mengupayakan energi berkelanjutan, tetapi juga untuk memberdayakan perekonomian lokal.
Hal itu diungkapkan Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara pada sesi presentasi Case Study pada acara Lestari Summit 2024, dengan menekankan pentingnya co-firing biomassa pada mengupayakan keberlanjutan energi dan juga dunia usaha Indonesia.
“Program co-firing yang digunakan kami terapkan di area PLN merupakan bagian dari perubahan fundamental menuju energi yang digunakan lebih lanjut hijau serta ramah lingkungan. Dengan memanfaatkan biomassa lokal, kami tak cuma mampu menurunkan emisi karbon hingga 11 jt ton CO2 per tahun, tetapi juga menggerakkan perkembangan sektor ekonomi warga melalui penyediaan materi bakar biomassa,” ujar Iwan Agung di keterangannya, Hari Senin (26/8/2024).
Program co-firing PLN EPI, jelas dia, melibatkan pengaplikasian biomassa dari berbagai sumber, termasuk limbah pertanian juga perkebunan seperti sekam padi, bonggol jagung, serbuk gergaji, juga cangkang sawit. Iwan menegaskan, sumber biomassa di acara ini sebanding sekali tidaklah menyebabkan deforestasi.
Dia menambahkan, implementasi co-firing ini memberikan dampak nyata bagi perekonomian lokal. Melalui kemitraan dengan petani serta bidang kecil, PLN EPI menciptakan habitat yang dimaksud tidaklah semata-mata berkelanjutan, tetapi juga menyokong kesejahteraan publik setempat.
“Kami melibatkan lebih lanjut dari 1,25 jt warga di rantai pasok biomassa yang mana mencakup pengumpulan limbah, produksi, hingga distribusi rantai pasok, juga penyertaan kemudian pengembangan habitat biomassa dalam 52 PLTU yang tersebar di tempat seluruh wilayah Tanah Air lalu sirkular perekonomian ini miliki skala dunia usaha Rp9,43 triliun,” jelasnya.
Iwan Agung juga menyampaikan bahwa PLN EPI akan terus memperluas acara co-firing biomassa dengan target pemanfaatan hingga 10,2 jt ton biomassa per tahun pada 2031. Hal ini sejalan dengan upaya perusahaan untuk mencapai bauran energi terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025. Sementara, hingga akhir tahun 2023, 46 dari 52 PLTU yang tersebut dikelola PLN Grup sudah pernah mengimplementasikan acara ini.
Lebih lanjut, Iwan Agung menyampaikan bahwa pada tahun 2021 PLN EPI telah melakukan subtitusi batu bara dengan biomassa sebanyak 250.000 ton, meningkat menjadi 500.000 ton pada 2022, selanjutnya naik menjadi 1 jt ton pada tahun 2023. “Dan pada tahun ini kita mempunyai target (substitusi) 2 jt ton lebih besar untuk pembakaran biomassa,” kata dia.
Dia menegaskan, PLN EPI optimis bahwa dengan kolaborasi lalu dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, pihaknya dapat terus berkontribusi pada pencapaian tujuan pengerjaan berkelanjutan (SDGs) pada Indonesia, khususnya di aspek lingkungan serta ekonomi. Dengan penerapan co-firing ini, imbuh Iwan, PLN EPI tidaklah semata-mata meningkatkan kekuatan sikap sebagai penyedia energi primer, tetapi juga sebagai penggerak utama di upaya perubahan energi nasional yang tersebut berkelanjutan.