ledifha.com – JAKARTA – Pemerintahan Netanyahu terancam dibubarkan lantaran mengulur pembahasan anggaran 2025 pada sedang curamnya defisit serta utang yang digunakan membengkak. Pembicaraan substantif mengenai kerangka kerja fiskal untuk tahun depan yang disebutkan belum dimulai di area tengah-tengah konflik yang sedang berlangsung dalam Gaza, menurut laporan Bloomberg.
Baca Juga: Publik Arab Ledek Nasrallah: Roket Hizbullah Hanya Bunuh serta Lukai Ayam negeri Israel
Pemerintahan Utama Menteri tanah Israel Benjamin Netanyahu telah lama berhenti pada melakukan pembahasan anggaran 2025. Pejabat Kementerian Keuangan negara Israel mengungkapkan penyusunan anggaran biasanya telah berjalan dengan baik pada pada waktu ini, tetapi hampir tak ada diskusi substantif yang tersebut terjadi.
Proposal anggaran biasanya disusun pada awal musim panas, dibawa ke kabinet untuk disetujui pada Agustus, lalu disahkan oleh parlemen pada akhir tahun. Kegagalan untuk meloloskan anggaran pada 31 Maret 2025 akan berakibat pada pembubaran pemerintah serta pemilihan umum.
Netanyahu lalu Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, yang dilaporkan telah dilakukan bertemu dengan perdana menteri minggu lalu untuk membicarakan anggaran, belum menjelaskan penundaan tersebut. Sementara, Gubernur Bank Sentral Israel, Amir Yaron, telah terjadi mengajukan permohonan Netanyahu untuk mempercepat proses yang disebutkan lantaran bursa keuangan mencari kebijakan fiskal yang tersebut bertanggung jawab bahkan pada masa perang.
Baca Juga: Saling Balas, Pertarungan China kemudian Uni Eropa Makin Panas
Yaron menegaskan, penyesuaian anggaran permanen dengan total sekitar 30 miliar shekel atau USD8,1 miliar diperlukan tahun depan untuk mempertahankan peningkatan pertahanan lalu pengeluaran-pengeluaran lain yang digunakan berhubungan dengan perang. Ia juga menekankan perlunya rasio utang negeri Israel terhadap Pendapatan Domestik Bruto untuk dipertahankan.
“Mempertahankan kerangka anggaran untuk tahun 2024 serta menggalakkan proses penataan anggaran untuk tahun 2025 sangatlah penting,” tegas Yaron dilansir dari Russia Today, Selasa (27/8/2024).
Dihadapkan dengan penurunan peringkat kredit sebab defisit negara yang melebar pada sedang meningkatnya pengeluaran militer juga sipil, otoritas negeri Israel berada pada bawah tekanan yang semakin besar untuk mempertahankan tanggung jawab fiskal juga kredibilitas.