ledifha.com – JAKARTA – Subholding PLN Energi primer Indonesia (PLN EPI) melakukan uji bakar co-firing biomassa serbuk kayu/gergaji (sawdust) di dalam Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bengkayang yang mana dikelola PLN Indonesia Power UBP Singkawang. Tak cuma menekan emisi, pemanfaatan sawdust untuk co-firing pada PLTU Bengkayang ini juga membuka potensi bagi perekonomian penduduk dalam Kalimantan Barat.
Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara mengatakan, kegiatan co-firing ini dijalankan sebagai upaya PLN pada transisi energi untuk mengupayakan target nol emisi (Net Zero Emissions/NZE) pada 2060. Uji coba yang dimaksud bertujuan untuk melakukan konfirmasi biomassa jenis sawdust dapat digunakan sebagai unsur bakar co-firing PLTU Bengkayang di menggantikan batu bara.
“Sepanjang tahun 2023 PLN EPI telah terjadi melakukan upaya pergerakan masif, dengan teknologi co-firing ini tentunya akan menurunkan penyelenggaraan batu bara, khususnya di area PLTU Bengkayang,” kata Iwan pada keterangannya, di area Jakarta, Kamis (29/8/2024).
Manager Operasi dan juga Manajemen Pihak Terkait Wilayah 8 PLN EPI Slamet Febriyanto mengungkapkan, uji coba co-firing di tempat PLTU Bengkayang ini sudah dilaksanakan pada 24-26 Juli. Sebelum dimanfaatkan untuk co-firing, sawdust cuma menjadi limbah terbuang di tempat Kalimantan yang digunakan memenuhi area kerja yang mana menurunkan ruang kerja dan juga produktivitaspabrik penggergajian kayu (sawmill).
“Untuk menurunkan timbunan, sawdust ini sebelumnya dimusnahkan dengan dibakar sehingga justru menyebabkan dampak polusi serta emisi. Kini, kami PLN EPI dengan mitra sebaliknya mencoba memberdayakan publik dengan memanfaatkan limbah ini menjadi item co-firing yang dimaksud bernilai lebih,” ujar Febri.
Dia mengatakan, pemanfaatan sebuk gergai atau sawdust sebagai biomassa ini tak semata-mata akan menurunkan polusi lalu emisi karbon, tapi juga menciptakan potensi kegiatan ekonomi baru bagi masyarakat, khususnya di area Kalimantan Barat.
“Terdapat 17 titik di tempat sekitar PLTU Bengkayang yang tersebut mampu mengangkat 3 orang tenaga kerja baru per titik pada proses pengumpulan dan juga proses loading-unloading. Pengumpulan sawdust yang digunakan berlanjut pada waktu ini telah menerima sekitar 50 tenaga kerja,” tuturnya.