Kondisi Keuangan China Lesu, Raksasa Properti China Vanke Rugi USD1,4 Miliar

Photo of author

By Fitri Rafifah

ledifha.com – BEIJING – Raksasa properti China Vanke, mengumumkan kerugian yang mana signifikan pada semester pertama pada hari Hari Jumat (30/8). Vanke adalah pengembang terbesar kedua dalam China pada tahun lalu pada hal penjualan, menurut perusahaan spesialis CRIC.

Seperti diketahui, sektor properti negara Tirai Bambu sedang menghadapi krisis penurunan perdagangan rumah yang dimaksud diperparah dengan lesunya perekonomian.

Perusahaan melaporkan kerugian bersih sebesar 9,9 miliar yuan (USD1,4 miliar atau setara Rp21 triliun) pada paruh pertama tahun yang digunakan berakhir 30 Juni, menurut pengajuan ke bursa saham Hong Kong pada hari Jumat.

Jumlah yang dimaksud tambahan tinggi dari perkiraan yang digunakan dibuat oleh kelompok yang disebutkan bulan lalu, yang digunakan memperkirakan kerugian bersih antara 7 hingga 9 miliar yuan.

“Perlu waktu untuk memulihkan kepercayaan warga pada membeli rumah,” kata perusahaan pada laporan Channel News Asia, dikutipkan Hari Sabtu (31/8/2024).

Vanke mencatat laba bersih sebesar 9,9 miliar yuan pada periode yang mana mirip tahun 2023 meskipun menghadapi tantangan ekonomi.

Perusahaan ini sebagian dimiliki oleh pemerintah kota Shenzhen di area Tiongkok selatan – yang digunakan pernah dipandang sebagai jaminan soliditasnya.

Pasar real estate Tiongkok sedang menghadapi tantangan yang mana belum pernah terjadi sebelumnya, dimana beberapa pengembang berada dalam ambang kebangkrutan lalu rendahnya biaya properti menghalangi konsumen untuk melakukan pembangunan ekonomi di dalam berada dalam perlambatan perekonomian.

Lembaga pemeringkat Moody’s sekali lagi menurunkan peringkat kredit Vanke satu tingkat pada bulan ini menjadi B1, yang dimaksud menandakan bahwa peringkat yang dimaksud sangat spekulatif.

Leave a Comment