ledifha.com – AIR pasang tak menjadi penghalang para nelayan pada Pulau Sop, Sorong, Papua Barat Daya untuk melaut. Cuaca cerah lalu angin yang dimaksud tak begitu kencang menghasilkan para nelayan bersemangat untuk memacu kapal kayu bermesin. Robert, salah satu nelayan mengatakan, cuaca cerah menimbulkan ikan-ikan berkumpul di dalam titik tertentu. “Yang kita tangkap memang benar bukan banyak. Selain dikonsumsi sendiri juga untuk dijual ke perusahaan (pengolahan ikan),” ucapannya untuk SINDOnews beberapa waktu lalu.
baca juga:Strategi Mendorong Hilirisasi Sistem Perikanan
Jenis ikan yang mana ditangkap di tempat antaranya ikan tuna, tenggiri, kakap merah, cumi-cumi, kerapu, kuwe lalu gutila. Dia mengatakan, apabila dulu para nelayan kerap mengalami kesulitan di menyimpan hasil tangkapan, namun sejak adanya jaringan listrik hingga pulau tersebut, para nelayan pada saat ini mampu menyimpan hasil tangkapannya di area mesin pendingin untuk kemudian dijual keesokan harinya. “Tidak segera dijual ke kota (Sorong), tetapi mampu kami simpan terlebih dahulu,” paparnya.
Pulau Sop merupakan salah satu gugusan pulau terluar, satu gugus dengan pulau Dom lalu Pulau Arar. Jarak tempuh satu pulau juga pulau lainnya sekitar 45 menit, sementara ke pelabuhan Sorong, Papua Barat Daya, jarak tempuh sekitar satu jam. Di pulau Arar, Moh Nur Musamber mengatakan, mayoritas penduduknya menggantungkan asa dari sektor perikanan. “Ada 1.050 jiwa di area pulau ini,” katanya.
Setiap hari, lanjut dia, para nelayan menggunakan peralatan tradisional dan juga semi modern untuk menangkap ikan-ikan di tempat sekitar teluk Sorong. “Ikan-ikan yang mana telah kami tangkap kami serahkan ke BUMDes untuk dibersihkan. Setelah diolah baru dijual ke perusahaan pengolahan ikan di tempat Sorong,” ujarnya.
Selain dijual, ikan-ikan yang dimaksud juga dikonsumsi penduduk setempat untuk memenuhi keinginan pangan masyarakat. “Setiap hari kami makan ikan,” cetusnya.
Senada dengan Nur, Ali Rumaur, warga pulau Arar mengatakan, semua nelayan pada pulau Arar juga mengirimkan sebagian besar hasil tangkapan ikannya ke BUMDes setempat. Dengan adanya bantuan dari pemerintah merupakan ketersediaan infrastruktur maupun peralatan penangkapan, ikan-ikan yang tersebut dikumpulkan rakyat dapat bertahan selama dua hari di area mesin pendingin.
“Dulu ikan cepat busuk, sekarang awet. Perekonomain publik juga meningkat dua kali lipat,” katanya. Tak cuma dijual dalam Sorong, ikan dari pulau Arar juga banyak dijual dalam penduduk yang dimaksud bermukim di area pulau Dom. Hal ini lantaran pulau Dom terdapat beberapa tempat wisata yang digunakan menyediakan menu olahan ikan.
baca juga: Kementerian Kelautan lalu Perikanan Perketat Pengawasan Pendaratan Ikan di tempat Pelabuhan Perikanan
Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan juga Perikanan (KKP) Republik Indonesia memberikan perhatian lebih banyak terhadap para nelayan tradisional. Pada akhir 2023 silam, KKP menyalurkan bantuan alat tangkap untuk nelayan di dalam kawasan Sorong, sebagai bagian dari upaya peningkatan daya tangkap nelayan di dalam wilayah ini.