ledifha.com – JAKARTA – Studi terbaru menemukan bahwa menonton TV berlebihan dalam usia 20-an bisa saja meningkatkan risiko penyakit jantung . Tak tanggung-tanggung, setiap jam yang tersebut dihabiskan untuk menonton meningkatkan risiko hingga 26 persen.
Penelitian berskala besar ini melibatkan lebih besar dari 4.000 orang dewasa muda berusia antara 18 lalu 30 tahun. Untuk memperkirakan risiko jangka panjang menonton TV terhadap serangan jantung, gagal jantung, lalu stroke, para peneliti melakukan aksi lanjut terhadap para kontestan selama 30 tahun.
Dilansir dari Medical Daily, Akhir Pekan (1/9/2024), hasil yang tersebut dipublikasikan pada Journal of General Internal Medicine menunjukkan bahwa merek yang digunakan menghabiskan lebih tinggi berbagai waktu menonton TV pada awal usia 20-an memiliki risiko lebih tinggi tinggi terkena hambatan kardiovaskular ini pada kemudian hari.
Setiap jam tambahan yang mana dihabiskan untuk menonton TV setiap hari pada usia 23 tahun meningkatkan risiko terkena penyakit jantung koroner sebesar 26 persen juga penyakit kardiovaskular sebesar 16 persen.
Untuk setiap jam tambahan menonton TV setiap hari setiap tahun, risikonya akan meningkat lebih banyak tinggi lagi yakni 55 persen untuk penyakit jantung koroner, 58 persen untuk stroke, serta 32 persen untuk penyakit kardiovaskular.
Berdasarkan hasil studi ini, masa dewasa muda merupakan waktu penting untuk melakukan intervensi pada kebiasaan menonton televisi guna menjaga dari dampak buruk pada kesehatan, khususnya kardiovaskular.
“Dalam studi kohort prospektif ini, semakin banyaknya waktu menonton televisi di dalam usia dewasa muda serta peningkatan tahunan di menonton televisi dalam usia paruh baya dikaitkan dengan kejadian penyakit kardiovaskular dini, khususnya penyakit jantung koroner. Usia dewasa muda juga perilaku di dalam usia paruh baya mungkin saja merupakan periode penting untuk menggerakkan pola perilaku menonton televisi yang mana sehat,” tulis para peneliti.
“Temuan kami menunjukkan bahwa jumlah agregat waktu yang mana digunakan orang dewasa muda untuk menonton layar dapat memengaruhi risiko merek terkena penyakit jantung kritis di dalam kemudian hari,” sambungnya.
Di sisi lain, studi ini juga mengungkap bahwa waktu lama untuk menonton TV dapat menggantikan aktivitas penting seperti tidur lalu aktivitas fisik. Di mana kegiatan yang disebutkan berdampak lebih banyak baik untuk kesehatan.
“Hal ini menggarisbawahi pentingnya memasarkan kebiasaan menonton layar yang mana sehat sejak dini untuk menghindari penyakit jantung juga stroke dalam masa mendatang,” jelas penulis utama studi Dr. Jason Nagata.