ledifha.com – JAKARTA – Rencana pemerintahan untuk penetapan tarif KRL berbasis NIK (Nomor Induk Kependudukan) yang digunakan akan diterapkan secara bertahap menuai pro kontra. Banyak rakyat yang tersebut menolak namun tak sedikit juga yang mana mengupayakan langkah tersebut.
Untuk diketahui, pengenaan tarif KRL berdasarkan NIK sendiri dilaksanakan eksekutif guna memberi tarif subsidi untuk penduduk kurang mampu. Namun dengan begitu, bukanlah bukan mungkin saja tarif KRL juga naik bagi penduduk lainnya.
Salah satu yang dimaksud setuju dengan pengenaan tarif KRL berdasarkan NIK adalah mahasiswi bernama Dini. Ia menilai bahwa rencana itu cukup baik lantaran dengan pengenaan tarif berdasarkan NIK dapat membantu kaum kurang mampu.
“Kalau ada inisiatif seperti itu aku setuju oleh sebab itu lebih banyak memudahkan bagi warga yang digunakan kurang mampu. Yang punya penghasilan lebih banyak tinggi pun harusnya bisa jadi menerima lantaran ia lebih tinggi mampu jadi bisa saja mengempiskan beban warga yang tersebut kurang mampu,” ucapannya ketika diwawancarai di dalam Stasiun Pondok Cina, Depok pada Selasa (3/9/2024).
Hal senada juga diungkap oleh mahasiswi bernama Syifa. Ia mengaku setuju dengan rencana pengenaan tarif KRL berdasarkan NIK oleh Pemerintah. Menurutnya dengan acara ini, penduduk secara bukan secara langsung mampu saling bantu satu serupa lain.
“Kalau aku sih sebenernya setuju aja dikarenakan kan (tarif) tergantung kondisi sektor ekonomi masing-masing orang yah. Kalau misal disubsidiin ke orang yang digunakan membutuhkan itu gapapa sih, bagus,” tambahnya.
Meski demikian, tidaklah sedikit juga yang digunakan melakukan penolakan. Misalnya belaka manusia pegawai swasta bernama Naomi. Kepada MNC Portal Indonesia, ia mengumumkan pengenaan tarif yang disebutkan justru akan memberatkan dikarenakan berbagai orang yang tersebut mempunyai KRL sebagai alternatif transportasi dengan tarif murah.
“Menurut aku itu kurang adil dikarenakan kita juga kan dapat uang telah ditimbang-timbang untuk apa aja. Jadi kalau tarifnya naik kan tujuan kita naik KRL itu biar murah, kalau tarifnya naik ya mending naik kendaraan pribadi,” ungkap Naomi.
Sementara yang dimaksud lainnya, bernama Alvito, menilai pengenaan tarif KRL berdasarkan NIK sebagai upaya mulia otoritas untuk memberikan kesejahteraan untuk kalangan bawah yang digunakan pada pelaksanaannya masih diragukan.