ledifha.com – JAKARTA – Industri properti di area Tanah Air masih menghadapi beragam tantangan. Salah satunya strategi pemasaran yang tersebut masih sangat tradisional bahkan terbelakang dibandingkan barang lain yang digunakan harganya berjauhan lebih banyak murah.
Industri properti seperti primitif bila dibandingkan hasil lifestyle yang dimaksud pola-pola pemasarannya sangat up to date.
“Kita dapat lihat misalnya bidang usaha retail kompleks perbelanjaan dengan showcase yang digunakan keren bahkan juga usaha kuliner, begitu canggih pemasarannya. Sementara usaha properti sangat terbelakang, padahal yang digunakan dijual hasil seharga miliaran tapi seperti barang tak berharga. Ini adalah yang tersebut ingin kita ubah dengan pola-pola baru yang tersebut komprehensif kemudian melibatkan sejumlah pihak yang dimaksud nanti hasilnya win-win semuanya bisa jadi untung,” ujar pimpinan PT Sentul City Tbk Eddy Sindoro pada keterangannya Rabu (4/9/2024).
Karenanya, lanjut Eddy, PT Sentul City Tbk berinovasi untuk membuka putaran baru di sektor properti yang mampu melakukan konfirmasi nilai propertinya tetap saja tinggi bahkan terus naik.
Berkolaborasi dengan Bank INA, PT Sentul City Tbk menciptakan layanan untuk memudahkan operasi hasil properti sekunder yang digunakan berkualitas dan juga affordable. Situasi ini bukan terlepas dari terus bertambahnya hasil baru maupun ketersediaan unit sekunder dalam Sentul City yang memiliki luas 3.150 hektare.
“Pengembangan Sentul City hingga ketika ini sudah pernah mendatangkan lebih lanjut dari 11.500 konsumen yang semuanya perlu diberikan pelayanan berkualitas,”imbuhnya.
Direktur Marketing PT Sentul City Tbk. Timotius Thendean mengatakan, Sentul City membuka Bursa Pasar Sekunder Sentul City (BPSSC) dengan menggandeng Bank INA. Salah satu keuntungan dari adanya BPSSC adalah one-stop-service pengelolaan unit yang diklaim memudahkan bagi para pemilik properti pada Sentul City.
Sementara Direktur Utama Bank INA, Henry Koenaifi mengatakan, ada permintaan bursa yang mana besar untuk tempat tinggal yang digunakan berkualitas lalu siap huni. Hal ini menggalakkan Bank INA untuk mengeluarkan produk-produk pembiayaan yang tersebut sesuai dengan perkembangan tren pangsa kekinian.
“Kami mengawasi Sentul City miliki prospek pangsa sekunder sangat besar. Peluang bursa sekunder sangat besar hingga dapat terjadi likuiditas serta cost of strategy owning dalam Sentul City menjadi affordable,”kata Henry