ledifha.com – JAKARTA – VIDA, penyedia solusi pada menjaga dari penipuan identitas digital meluncurkan VIDA Identity Stack, sebuah solusi komprehensif yang dimaksud dirancang untuk menghadapi ancaman penipuan, khususnya yang mana terjadi pada proses operasi digital di dalam Indonesia.
Berbagai ancaman digital yang mana kerap terjadi, termasuk deepfake, penipuan berbasis teknologi AI, pengambilalihan akun (account takeovers), serta serangan social engineering, diketahui sudah pernah meningkat hingga 1.550% pada beberapa tahun terakhir. Dengan peluncuran VIDA Identity Stack ini, VIDA kembali menunjukkan komitmennya untuk melindungi proses perusahaan di dalam Indonesia dengan solusi pencegahan kecurangan identitas digital hingga 99,9%.
Peluncuran ini disampaikan pada VIDA Executive Summit 2024, acara teranyar bidang digital yang mana mengoleksi para ahli juga pemimpin pemikiran terkemuka, termasuk ahli keamanan siber dunia, Mikko Hyppönen. Pertemuan ini menyoroti risiko penipuan identitas digital untuk proses bidang usaha dalam Indonesia, termasuk deepfake, pengambilalihan akun, lalu rekayasa sosial, dan juga memamerkan solusi yang mana diperlukan untuk menjaga keamanan bisnis.
Bersamaan dengan peluncuran, VIDA juga mempublikasikan laporan riset white paper bertajuk “Where’s The Fraud: Protecting Indonesian Business from AI-Generated Digital Fraud.” Dalam laporan ini, ditemukan bahwa sebanyak 97% perusahaan di dalam Indonesia sudah menjadi sasaran serangan social engineering di setahun terakhir, dengan phising lalu smishing menjadi metode yang mana paling umum digunakan.
Selain itu, 46% perusahaan ini juga tak memiliki pemahaman teknologi Artificial Intelligence yang digunakan mendalam untuk mengurangi serangan ini. Hal ini menunjukkan urgensi akan keperluan solusi berbasis Kecerdasan Buatan yang digunakan komprehensif.
Wakil Menteri Komunikasi serta Informatika Indonesia, Nezar Patria memaparkan, jumlah keseluruhan serangan pada Indonesia pada beberapa tahun terakhir, Angka dari Badan Siber serta Sekuriti Negara (BSSN) mencatat (ada) beratus-ratus jt serangan cyber terhadap Indonesia setiap tahun.
“Pada tahun 2023, tercatat 209 jt serangan siber, meningkat 24 persen apabila dibandingkan tahun sebelumnya. Kami mencatat sebanyak 572.000 aduan terkait fraud atau kecurangan online yang digunakan diterima sepanjang tahun 2017 sampai dengan 2024. Jenis fraud yang mendominasi adalah penggelapan jual beli online serta pembangunan ekonomi fiktif online,” terangnya.
Lebih lanjut, Nezar menekankan, solusi yang dimaksud dapat memberi jaminan identitas kemudian integritas dari Penyelenggara Sertifikasi Elektronik (PSrE) seperti VIDA. Pemakaian tanda tangan elektronik adalah solusi terhadap kesulitan jaminan identitas kemudian integritas pada dokumen elektronik yang dimaksud ditransaksikan di sistem elektronik.