ledifha.com – Jakarta – Banyak Gen Z yang sudah ada khawatir pada penuaan kemudian keranjingan botox atau botulinum toxin walaupun usia masih muda. Padahal faktanya, berdasarkan banyak unggahan di dalam akun TikTok, botox justru menghasilkan wajah merekan terlihat sangat jauh lebih lanjut tua.
Kegilaan pada botox juga dipengaruhi media sosial. Selain itu, menurut survei Akademi Bedah Plastik lalu Rekonstruksi Wajah Amerika pada 2022, hampir 75 persen pasien bedah plastik wajah berusia pada bawah 30 tahun. Mereka sangat cemas terlihat tua meskipun usia masih pada awal 20-an.
“Sudah pasti botox itu tidaklah harus dan juga justru belaka menjadi sumber kecemasan. Mereka banyak sekali mempermak wajah padahal kami bukan mengamati ada kerutan, tapi itulah yang digunakan merek takutkan,” ujar dermatolog Dr. Brooke Jeffy terhadap USA Today.
Jadi, kapan waktu yang dimaksud tepat mulai mempertimbangkan pemakaian botox? Menurut dermatolog, waktunya bervariasi, tergantung masing-masing orang. Namun secara umum usia 20-an masih terlalu dini. Yang ada, botox di dalam usia yang disebutkan justru akan menyebabkan sejumlah kesulitan daripada solusi.
Kesalahan Gen Z
Botox dipilih sejumlah orang dengan berbagai alasan lalu yang dimaksud paling umum untuk menyamarkan kerutan lalu mengatasi migrain. Meski sudah ada umum, sejumlah Gen Z yang salah kaprah persoalan botox lalu berujung pada salah penggunaan. Contohnya, merek tak paham kalau terapi botox harus dijalankan dengan rutin untuk menjaga hasilnya, kata Jeffy. Efek botox hanya sekali bertahan 3-4 bulan kemudian untuk melakukannya secara rutin tentu hanya butuh dana besar.
“Sungguh masih terlalu awal bila melakukannya di tempat awal usia 20-an. Banyak pasien saya yang dimaksud salah kaprah. Mereka hanya saja berpikir terapi botox cuma diadakan sekali saja, dan juga selesai,” papar Jeffy.
“Waktu yang tersebut tepat untuk terapi botox bila benar-benar sudah ada mengamati kerutan juga garis-garis pada waktu wajah di keadaan diam,” jelas Jeffy.
Sementara itu, psikoterapis Stephanie Sarkis mengaku tak menentang generasi muda melakukan perawatan kosmetik. Tapi dia perlu memahami motif di tempat baliknya. Perawatan kosmetik bukanlah kebijakan yang dimaksud mampu diambil secara instan atau terburu-buru. Buat Gen Z yang tersebut ingin terus-menerus tampak muda, lebih banyak baik pakai tabir surya setiap hari yang mana lebih besar bermanfaat daripada botox, juga tetap memperlihatkan terhidrasi lalu hindari rokok juga minuman beralkohol.