ledifha.com – JAKARTA – Bank-bank Rusia praktis sudah pernah mengosongkan simpanan yuan merek sebagian besar dikarenakan perusahaan-perusahaan keuangan China takut untuk berbisnis dengan negara ini. Para pemberi pinjaman telah terjadi mendesak Bank Sentral Rusia untuk mengatasi kekurangan likuiditas yuan dengan orang di mengungkapkan bahwa akses ke mata uang China semakin menipis, demikian Media Reuters melaporkan.
Rubel Rusia turun hampir 5% terhadap yuan pada awal minggu ini. Penurunan ini terjadi tidaklah lama pasca Kementerian Keuangan Rusia menyatakan bahwa Bank Sentral Rusia akan mengempiskan perdagangan yuan harian, dengan para bankir bank sentral mengirimkan belaka USD200 jt per hari turun dari USD7,3 miliar yang dimaksud terjual setiap hari pada bulan lalu.
Baca Juga: Hubungan China-Rusia Mulai Retak, Tolak 80% Pembayaran pada Rubel
Sberbank, pemberi pinjaman besar milik negara pada Rusia, mengungkapkan untuk Sumber Berita Reuters bahwa mereka tak dapat lagi meminjamkan di yuan akibat mereka itu tidak ada miliki sesuatu untuk menutupi perdagangan. VTB sebagai pemberi pinjaman terbesar kedua pada Rusia, menyatakan bahwa dia mendesak bank sentral untuk mengatasi kekurangan likuiditas yuan melalui penurunan mata uang juga menambahkan para eksportir ke negara ini juga harus jual yuan ke Rusia.
Melansir dari Business Insider, bank-bank China mulai menarik diri untuk memperdagangkan mata uang pada Rusia pasca Negeri Paman Sam mengancam untuk menjatuhkan sanksi lebih besar luas terhadap negara-negara yang digunakan berbisnis dengan Rusia, sementara negara ini melanjutkan perangnya melawan Ukraina.
Perselisihan pembayaran antara perusahaan-perusahaan Rusia serta China sudah pernah meningkat pada beberapa minggu terakhir, dengan hampir semua bank China menghentikan kegiatan dengan Rusia. Beberapa bank bahkan sudah pernah memulihkan pembayaran untuk barang-barang yang digunakan telah terjadi dikirim ke Rusia sebab takut terkena sanksi, sebuah media Rusia melaporkan.
Baca Juga: Negara NATO Hal ini Akui Banyak Warganya Ikut Perang Bela Rusia di tempat negara Ukraina
Sementara itu, bisnis-bisnis Rusia sudah pernah kehilangan miliaran dolar di beberapa bulan terakhir khususnya oleh sebab itu kesulitan pembayaran di dalam bank-bank asing, menurut data dari Bank Sentral Rusia. Hambatan pembayaran adalah permasalahan bagi sektor ekonomi Rusia, yang tersebut telah dilakukan bertambah lebih lanjut terisolasi dari lingkungan ekonomi global kemudian akibatnya lebih lanjut bergantung pada yuan China pasca ditargetkan oleh sanksi Barat sejak 2022. Bank Sentral Rusia menyatakan bahwa yuan sudah menjadi mata uang pertukaran utama tahun ini, menyumbang tambahan dari setengah dari semua perdagangan mata uang di tempat negara ini.