ledifha.com – Jakarta – Aneurisma otak adalah kondisi kritis serta perlu diwaspadai akibat dapat mengakibatkan komplikasi berbahaya, teristimewa jikalau pecah. Spesialis saraf di tempat dalam Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) Mahar Mahardjono Jakarta, Beny Rilianto, menjelaskan aneurisma otak merupakan penyakit akibat pelebaran atau penonjolan pembuluh darah otak akibat melemahnya dinding pembuluh darah dan juga berisiko mengalami ruptur atau pecah.
“Jadi aneurisma ini analoginya adalah balon yang dimaksud semakin lama semakin membesar sehingga akan mencapai batas tertentu juga sangat kemungkinan besar seiring waktu menjadi ruptur atau pecah,” katanya pada gelar kejuaraan wicara daring, Kamis, 24 September 2024.
Ia menjelaskan aneurisma otak berbahaya dikarenakan dapat menyebabkan pendarahan subarachnoid, bentuk stroke yang ditandai sakit kepala hebat kemudian penurunan kesadaran. Faktor risiko aneurisma meliputi genetika, hipertensi, konsumsi alkohol, merokok, lalu kondisi sindrom tertentu seperti sindrom Ehlers-Danlos. Wanita lebih banyak berisiko mengalaminya berbeda dengan pria dengan rasio sekitar dua banding satu.
Dua kelompok aneurisma otak
Secara umum, aneurisma otak terbagi di dua kelompok utama, yakni aneurisma yang dimaksud pecah (ruptur) dan juga yang digunakan tiada pecah (nonruptur). Aneurisma yang digunakan pecah dapat menyebabkan pendarahan subarachnoid yang mana rutin ditandai sakit kepala hebat yang tersebut bukan pernah dirasakan sebelumnya. Simptom lain meliputi gangguan kesadaran juga penurunan fungsi otak yang tersebut signifikan, menjadikannya keadaan darurat medis yang perlu penanganan segera.
Sekitar 85 persen perkara pendarahan subarachnoid disebabkan aneurisma pecah sementara sisanya akibat faktor lain. Sementara itu, aneurisma yang dimaksud tidak ada pecah umumnya tidaklah mengakibatkan gejala sehingga beberapa orang mempunyai aneurisma otak tanpa pernah menyadarinya.
“Untuk aneurisma yang digunakan tidaklah pecah ini, beberapa perkara memang benar tidaklah ada gejala kalau aneurisma belum pecah. Namun, ada beberapa kondisi jikalau aneurismanya ini terletak pada area-area tertentu pada otak, beliau sanggup mengakibatkan muncul gejala akibat akibat efek desakan dari aneurisma. Walaupun belum tentu pecah, beberapa tindakan hukum yang tersebut paling kerap adalah gangguan pada pergerakan bola mata,” ungkapnya.
Dalam banyak kasus, aneurisma baru terdeteksi melalui pencitraan medis seperti neuroimaging, yang tersebut membantu dokter mengidentifikasi prospek risiko serta menentukan langkah penanganan lebih banyak lanjut.