ledifha.com – Jakarta – Gen Z disebut lebih banyak rutin izin sakit juga tak masuk kerja jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Di Amerika Serikat, sekitar 30 persen pegawai izin sakit pada 10 bulan pertama 2023, naik 42 persen berbeda dengan 2019,menurut wadah SDM Gusto.
Sementara menurut sistem SDM Dayforce, kenaikan mencapai 55 persen. Untuk pekerja kerah putih kenaikan mencapai 42 persen sejak 2019. Para pekerja itu berusia 25-34 tahun. Banyak perusahaan dengan pegawai level melawan sudah menghasilkan inisiatif untuk meningkatkan perhatikan pada kondisi tubuh mental dan juga emosional.
Namun Gen Z lebih lanjut memilih bekerja di dalam tempat yang tersebut bisa jadi berbaur dengan banyak orang, bukanlah memilih bekerja mandiri pada tempat yang digunakan telah dilakukan mereka itu tentukan sendiri. Mereka juga memilih fokus pada kebugaran sendiri lalu juga memikirkan orang-orang pada sekitar.
“Mereka cenderung menghindari menularkan penyakit pada rekan-rekannya dengan memilih tinggal di area rumah saja,” jelas Jake Canull, direktur regional Top Employers Institute di area New York, terhadap Fox News Digital.
Prioritaskan keseimbangan hidup
Dr. Kyle Elliott, ahli karir pada California, setuju kalau para pekerja Gen Z tambahan memprioritaskan keseimbangan hidup juga bekerja. “Lebih mudah untuk izin sakit ketika Anda menemukan makna lalu tujuan selain pekerjaan kemudian karir,” ujarnya.
Para pekerja Gen Z juga memahami izin sakit tidak hanya sekali untuk memulihkan penyakit fisik, jelasnya. “Mereka juga menggunakannya untuk meredakan stres lalu burnout serta Anda tak perlu menjelaskan pada atasan alasan detail tak masuk kerja,” tambahnya.