ledifha.com – JAKARTA – Wahyu Suparyono resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama (Dirut) Korporasi Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Sebelum mengatur Bulog , Ia sempat wara-wiri dalam perusahaan pelat merah.
Kelahiran Magelang pada 17 Oktober 1959, Wahyu sempat menjadi Direktur Utama PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI) sejak Agustus 2020 hingga September 2024. Tidak cuma itu, Wahyu Suparyono juga sempat menduduki kedudukan strategis.
Mulai dari Direktur Utama PT Dok lalu Perkapalan Kodja Bahari (Persero) atau DKB, yang tersebut dijabatnya sejak 2017. Hingga pernah menjabat sebagai Direktur Narasumber Daya Manusia (SDM) dan juga Umum Korporasi Umum atau Perum Bulog .
Tidak berhenti pada situ sebelumnya, Wahyu sempat menduduki kursi Direktur Utama PT Organisasi Perdagangan Indonesia (Persero) atau PPI sejak 2014. Lalu sebelumnya memegang jabatan Direktur Keuangan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III pada periode 2009–2013.
Kini terbaru pada September 2024, Wahyu kembali lagi ke Perum Bulog, setelahnya sempat menduduki jabatan tinggi di tempat perusahaan itu, yakni sebagai Direktur Sumber Daya Manusia juga Umum.
Situs resmi ASABRI mencatat, Wahyu Suparyono merupakan lulusan lulusan sarjana (s1) dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara 1990. Dia juga lulusan Pascasarjana (S2) jurusan Manajemen dalam Sekolah Tinggi Keilmuan Perekonomian IPWI (1997) lalu Doktor (S3) di tempat Universitas Brawijaya (2014).
Harta Kekayaan Wahyu Suparyono
Melansir laman Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara elektronik (e-LHKPN) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Wahyu pertama kali menyampaikan total hartanya ketika menjadi Direktur Keuangan Kantor Pusat Anak Perusahaan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III. Saat itu total kekayaan Wahyu mencapai sebesar Rp2.909.718.277 per 4 September 2006.
Kini pada laporan terakhir pada waktu menjabat sebagai Dirut PT Asabri (Persero), Wahyu diketahui kembali menyerahkan LHKPN yang digunakan tercatat harta kekayaannya mencapai Rp9.245.496.003 per 31 Desember 2020, Rp9.635.796.835 per 31 Desember 2021, lalu Rp10.017.274.951 per 31 Desember 2022.
Terbaru, total harta Wahyu yang dilaporkan ke KPK turun menjadi Rp6.850.273.962 per 2 Januari 2024 dengan rincian sebagai berikut, Tanah serta bangunan: Rp1.943.045.000, Alat transportasi dan juga mesin: Rp316.000.000, Harta bergerak lainnya Rp447.910.800.
Sedangkan Surat berharga Rp2.270.000.000, Kas serta setara kas: Rupiah 1.680.207.777, Harta lainnya Rp193.110.385 dengan tak ada utang.
Dalam LHKPN-nya, Wahyu tercatat mempunyai lima bidang tanah lalu bangunan yang tersebut berasal dari hasil sendiri. Aset properti itu tersebar di area DKI Jakarta Selatan, Surabaya, juga Sidoarjo, Jawa Timur. Dia juga membeli tiga unit kendaraan bermotor, meliputi motor Honda Beat (2008), mobil Toyota Minibus (2010), serta mobil Toyota Minibus (2014).