ledifha.com – JAKARTA – GSMA pada laporan berjudul The Mobile Economy Asia Pacific 2024, Indonesia berpotensi meraih penanaman modal sekitar USD18 miliar di dalam sektor telekomunikasi seluler hingga 2030 dengan sebagian besar dialokasikan untuk jaringan 5G.
Head of Pacific GSMA Julian Gorman mengungkapkan pembangunan ekonomi yang disebutkan diproyeksikan akan menyumbang USD41 miliar terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia di enam tahun ke depan.
“Indonesia mempunyai sektor ekonomi terbesar di dalam Asia Tenggara kemudian industrinya harus bersaing secara global,” kata dia, diambil Hari Jumat (13/9/2024).
Baca Juga: Menteri Rosan Apresiasi Perbaikan Pengembangan Usaha PT Nippon Shokubai Indonesia
Dia mengungkapkan jaringan 5G untuk menyokong perubahan struktural digital. Teknologi 5G di area tingkat global untuk meningkatkan operasi lalu protokol keselamatan.
Sementara, Ketua Asosiasi Dunia Maya of Things Indonesia (ASIOTI) Teguh Prasetya menekankan pentingnya pendekatan kolaboratif untuk mencapai tujuan metamorfosis digital. Menurutnya kolaborasi sektor umum serta swasta bukanlah hanya saja penting, tetapi juga esensial untuk mewujudkan Indonesia yang dimaksud produktif kemudian forward secara digital.
“Melalui upaya kolektif, kita dapat memanfaatkan peluang penuh 5G serta teknologi seluler lainnya untuk mengupayakan inovasi, meningkatkan produktivitas, dan juga menciptakan kesempatan perekonomian baru bagi semua,” bebernya.
Baca Juga: Dongkrak Penyertaan Modal Migas, Bahlil Mau Pangkas 300 Perizinan
Dia juga menyoroti bahwa metamorfosis digital ini akan memberikan solusi yang tambahan baik pada bidang seperti pertanian juga kesehatan, yang digunakan pada akhirnya akan meningkatkan kualitas hidup seluruh publik Indonesia.
“Visi jangka panjang untuk Indonesia, menekankan
pentingnya inklusivitas di revolusi digital,” kata dia.