ledifha.com – Memang pemilik toko kecil, UMKM, perlu edukasi lebih. Karena memang sebenarnya sejumlah belum memahami bagaimana pakai QRIS,
Jakarta – Ketua Umum Perkumpulan Pengusaha Kelontong Seluruh Indonesia (Perpeksi) Wahid menilai sosialisasi serta edukasi perlu terus diadakan secara tambahan masif guna menggerakkan pengaplikasian Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS dalam kalangan entrepreneur kelontong.
Menurut Wahid pada Jakarta, Sabtu, pemanfaatan QRIS mempermudah entrepreneur kelontong untuk bertransaksi dengan pelanggan sehingga diharapkan penggunaannya semakin meningkat.
"Pakai QRIS bukan perlu lagi cari kembalian buat pembeli. Karena nominalnya akan sesuai dengan yang digunakan dibelanjakan," ujarnya.
Wahid menyampaikan, ketika ini masih sejumlah pengusaha perusahaan kelontong yang dimaksud masih belum memahami penyelenggaraan QRIS.
"Memang pemilik toko kecil, UMKM, perlu edukasi lebih. Karena memang benar banyak belum memahami bagaimana pakai QRIS," kata Wahid.
Wahid mengatakan, pengguna QRIS dalam anggota Perpeksi belum sampai 10 persen. Ia menilai perlu edukasi lalu sosialisasi lebih tinggi masif untuk para pelaku bidang usaha kelontong teristimewa terkait tata cara pemanfaatan QRIS.
"Perpeksi siap membantu, jikalau sifatnya serta tujuannya baik. Ini adalah memberikan kemudahan di kegiatan pembayaran. Juga menurunkan bersentuhan atau perantara pembayaran melalui uang tunai," ujar Wahid
Praktisi teknologi digital sekaligus Direktur Utama PT Trans Digital Cemerlang (TDC) Indra menyokong pemanfaatan kegiatan digital dalam penjual kelontong, namun perlu sosialisasi tambahan masif di dalam kalangan warga bawah.
Indra mengatakan, sekolah kemudian sosialisasi mengenai proses digital apapun jenisnya termasuk penyelenggaraan QRIS harus menjadi prioritas semua pihak.
"Beberapa waktu lalu Bank Indonesia menyatakan sosialisasi serta edukasi tentang QRIS menjadi tanggung jawab bersama, baik dari sisi literasi sampai pencegahan penyalahgunaan," ujar Indra.
Indra mengatakan, Bank Indonesia tidak ada sanggup berjalan sendiri pada mengkampanyekan kegiatan digital ke seluruh pelosok negeri.
Seluruh pemangku kepentingan serta perusahaan yang digunakan bergerak pada bidang operasi digital perlu melakukan sosialisasi yang sejenis masifnya juga perlu dibarengi dengan kreativitas kemudian inovasi.
Ia menyampaikan, pihaknya juga melakukan edukasi pemakaian QRIS pada waktu sosialisasi komoditas program kasir digital Posku Lite milik perseroan yang tersebut menyediakan ciri kegiatan pembayaran menggunakan QRIS.
Indra menambahkan, selain edukasi, pihaknya pun memberikan insentif pendampingan literasi keuangan, seminar lalu workshop digital marketing secara berkala, dan juga insentif lainnya selama menjadi mitra.
Menurut Indra, lembaga pendidikan kemudian pendampingan konsultasi keuangan terhadap UMKM penting, teristimewa di penyusunan laporan keuangan yang dimaksud berkualitas. Laporan keuangan merupakan alat utama untuk memantau kinerja keuangan dan juga arus kas pedagang.
"Laporan keuangan juga menjadi alat pemilik perniagaan menghasilkan kebijakan tepat lalu strategi bisnis, termasuk menarik investor. Dari sisi hukum tentunya juga untuk pelaporan pajak juga pembayarannya sehingga sesuai aturan yang ada," ujar Indra.