ledifha.com – JAKARTA – Kasus perundungan di tempat lingkungan kegiatan institusi belajar dokter spesialis (PPDS) atau dokter residen terus mendapat sorotan. Pasalnya, ada beberapa perkara bullying yang digunakan terjadi.
Tahun lalu, Kementerian kondisi tubuh Republik Indonesia (Kemenkes) mengatakan ada 44 data laporan yang mana masuk melawan perbuatan perkara bullying yang terjadi di dalam lingkungan rumah sakit naungan Kementerian Kesehatan.
Terbaru, persoalan hukum dokter muda mengakhir hidup pasca dugaan bullying oleh dokter seniornya. Dikutip dari berbagai sumber, berikut perkara perundungan yang tersebut terjadi pada dunia kedokteran.
Perundungan Dokter
1. Dokter Muda Undip
Viral di tempat X pribadi dokter muda RSUD Kardinah Tegal diduga meninggal dengan cara bunuh diri. Dalam akun X @bambangsuling11, diketahui, dokter muda yang disebutkan mengikuti Inisiatif Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip). Namun, korban bernama dr. Aulia Risma Lestari (30) ini diduga mengakhiri hidup oleh sebab itu tak kuat menjadi korban perundungan selama mengikuti PPDS.
2. Dokter Muda Adam Malik
Kasus bullying juga pernah terjadi pada tahun lalu, diduga berasal dari salah satu dokter yang dimaksud mengalami stres lantaran beban kerja yang tersebut meningkat. Menteri Aspek Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pun mengungkapkan kasusnya terjadi dalam RS Adam Malik
“Ada TikTok mengenai di area rumah sakit dalam Adam Malik, bahwa ada dokter yang digunakan memberikan pelayanan yang mana sangat buruk dan juga kasar terhadap pasien. Setelah kita cek, ternyata yang bersangkutan adalah kontestan didik dokter spesialis yang tersebut kemudian stres akibat memang benar mendapatkan perlakuan dan juga juga jam kerja yang sangat terpencil dalam luar normal,” kata Budi Gunadi.
Jenis Perundungan
1. Dijadikan pembantu dokter senior
Para dokter residen kerap dijadikan sebagai pembantu atau asisten dari dokter senior. Menkes mengungkapkan jenis perundungan beraga. Ada yang tersebut tidak ada menerima tugas berkaitan dengan materi sekolah calon dokter spesialis, melainkan diberi tugas layaknya pribadi pembantu mengurusi tugas rumah tangga.
2. Membelikan makanan
Perundungan lain yang mana bukan berkaitan dengan pekerhaan, pada mana dokter residen ini diminta membelikan makanan dokter senior. Padahal, makanan yang disebutkan sebenarnya telah dilakukan disediakan oleh rumah sakit.
“Kemudian suruh ngerjain sebagai asisten pribadi buat tugas untuk seniornya, yang tak ada hubungannya dengan spesialisasinya,” tutur Menkes Budi.
3. Diminta Kerjakan tugas dokter senior
Beberapa di tempat antara dokter residen kerap dimintai bantuan untuk mengerjakan tugas para dokter senior. Tugas-tugas itu meliputi penulisan jurnal ilmiah juga menciptakan penelitian.
4. Dipalak puluhan jt rupiah
Menkes Budi menerima laporan adanya dokter residen yang mana diminta mengoleksi uang hingga banyak jt rupiah lalu digunakan untuk keperluan pribadi dokter senior.