Diskusi Bareng BIN, Bank Jatim Dukung Pencegahan Kejahatan Ketenteraman Fakta

Photo of author

By Erina Syifa

ledifha.com – SURABAYA – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk ( Bank Jatim ) menyelenggarakan diskusi panel dengan Badan Intelijen Negara ( BIN ) Jatim. Pertemuan ini bertujuan mewujudkan penerapan good governance kemudian pencegahan aktivitas kejahatan keamanan data .

Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman mengatakan, sebagai perusahaan perbankan, Bank Jatim wajib menerapkan good governance secara konsisten. Hal ini agar mampu menjaga pertumbuhan usaha dengan baik di tempat sedang berbagai tantangan yang mana ada. “Saat ini, Bank Jatim telah terjadi mempunyai Sertifikasi ISO 27001:2022 Tentang Sistem Manajemen Security Pengetahuan Berstandar Internasional,” katanya, Awal Minggu (16/9/2024).

Dia menambahkan, hadirnya standar internasional keamanan tersebut, dapat membantu Bank Jatim menerapkan sistem manajemen keamanan informasi yang mana menyeluruh. “Kami berharap, diskusi panel Bank Jatim dengan BIN Jatim ini dapat menambah wawasan pada hal good governance lalu pencegahan aktivitas kejahatan keamanan data,” ujarnya.

Kepala BIN Jatim Brigjen Pol Rudy Tranggono menjelaskan, tantangan perusahaan menuju good governance cukup banyak. Antara lain sumber daya manusia, politisasi, karakter masyarakat, regulasi, birokrasi, kemudian minim responsivitas.

”Nah, apabila pada dunia perbankan telah lama menerapkan good governance tentu manfaatnya sangat banyak. Yaitu meningkatkan reputasi perbankan, stabilisasi finansial perbankan, meningkatkan kinerja juga kontribusi, menjaga keberlanjutan perbankan, dan juga memaksimalkan nilai perbankan,” paparnya.

Menurut Rudy, perbankan yang mana baik adalah perbankan yang digunakan dapat memberikan pelayanan optimal. Maka dari itu, pada mewujudkan good governance, perlu diimbangi dengan upaya transparansi, kepatuhan regulasi, risk management, pengawasan kemudian pengendalian, pengembangan SDM. “Kemudian keadilan kemudian kepastian hukum,” terangnya.

Terkait kejahatan siber , lanjut Rudy, pada semester I 2024 tercatat ada 2,5 miliar serangan siber yang dimaksud menyasar Indonesia atau 158 serangan per detik. Angka yang dimaksud menunjukkan peningkatan sangat drastis, yaitu 619,95 persen dibandingkan periode yang tersebut serupa tahun lalu. “Salah satu faktor utama peningkatan ini adalah adanya insiden besar seperti pemilihan 2024 yang tersebut melibatkan data penduduk Indonesia,” jelasnya.

Rudy menyarankan agar perbankan tidak ada terkena kejahatan data maka harus memprioritaskan keamanan siber pada manajemen. Kemudian kolaborasi antarlembaga, juga membentuk kelompok gabungan khusus guna melaksanakan respon cepat insiden.

Selanjutnya merekrut tenaga professional keamanan siber, meningkatkan budaya keamanan siber, kemudian melaksanakan pelatihan juga upgrade IT secara berkelanjutan. ”Kami juga siap melakukan sinergi dengan Bank Jatim demi terciptanya good governance serta terhindar dari cyber crime,” tegasnya.

Leave a Comment