Cara penanaman modal fixed income via bank: Deposito, obligasi, serta lainnya

Photo of author

By Gusun Fawaida

ledifha.com – Ibukota – Penyertaan Modal menjadi salah satu pilihan utama bagi berbagai orang untuk mencapai tujuan keuangan di jangka panjang. Berbagai jenis pembangunan ekonomi tersedia sebagai opsi, salah satunya fixed income.

Fixed income atau pendapatan masih menjadi salah satu instrumen pembangunan ekonomi yang dimaksud sejumlah diminati lantaran menawarkan keamanan yang dimaksud relatif lebih banyak tinggi kemudian arus kas yang dimaksud stabil. Salah satu cara populer untuk mengakses instrumen ini adalah melalui perbankan.

Artikel ini akan mengeksplorasi bagaimana cara berinvestasi fixed income melalui bank dengan langkah-langkah yang tersebut jelas juga kegunaan yang dimaksud ditawarkan.

Apa Itu Pengembangan Usaha Fixed Income?

Fixed income atau pendapatan tetap saja adalah jenis penanaman modal di area mana penanam modal mendapatkan pendapatan yang mana tetap saja pada bentuk bunga selama jangka waktu tertentu. Contoh instrumen fixed income adalah obligasi pemerintah, obligasi korporasi, deposito berjangka, dan juga sukuk.

Keunggulan dari pembangunan ekonomi ini adalah pemodal mengetahui berapa banyak yang tersebut akan mereka terima pada bentuk bunga atau pendapatan hasil dan juga kapan pokok pembangunan ekonomi dia akan dikembalikan.

Jenis-Jenis instrumen fixed income yang tersebut tersedia di area bank

  1. Deposito berjangka
    Deposito berjangka adalah salah satu produk-produk fixed income yang paling umum ditawarkan oleh bank. Dengan menempatkan banyak uang pada deposito, pelanggan akan menerima bunga tetap saja pada jangka waktu tertentu, misalnya 1, 3, 6, atau 12 bulan. Setelah jangka waktu berakhir, pelanggan dapat mencairkan deposito beserta bunga yang dimaksud diperoleh.
  2. Obligasi pemerintah
    Banyak bank menawarkan layanan perdagangan obligasi pemerintah untuk nasabah. Obligasi ini merupakan surat utang yang mana diterbitkan oleh pemerintah dan juga memberikan bunga masih (kupon) selama periode tertentu, biasanya 1-50 tahun.

    Jenis pembangunan ekonomi ini dikeluarkan negara juga dibagi menjadi Surat Perbendaharaan Negara (SPN) lalu surat utang negara. Perbedaan antara SPN lalu surat utang negara adalah jatuh temponya, SPN mempunyai jatuh tempo hingga 12 bulan sedangkan surat utang negara mempunyai jatuh tempo tambahan dari 12 bulan.

  3. Obligasi korporasi
    Selain obligasi pemerintah, bank juga banyak menjadi agen jualan obligasi korporasi. Instrumen ini diterbitkan oleh perusahaan sebagai upaya untuk mengoleksi dana, lalu biasanya menawarkan tingkat bunga yang digunakan lebih lanjut tinggi dibandingkan obligasi pemerintah, namun dengan risiko yang digunakan lebih banyak besar.
  4. Sukuk
    Bagi penanam modal yang dimaksud mencari penanaman modal syariah, sukuk merupakan pilihan yang tepat. Sukuk adalah surat berharga syariah yang dimaksud mirip dengan obligasi, namun mengikuti prinsip-prinsip syariah di hal pemakaian dana dan juga pengembalian keuntungan.

Langkah-Langkah Berinvestasi Fixed Income Melalui Bank

  1. Pilih bank yang tepat
    Langkah pertama di berinvestasi fixed income adalah memilih bank yang menawarkan produk-produk pembangunan ekonomi tersebut. Banyak bank pada Indonesia yang dimaksud menyediakan layanan pembangunan ekonomi jenis ini, baik di bentuk obligasi maupun deposito. Pastikan bank yang disebutkan miliki reputasi yang dimaksud baik kemudian menawarkan berbagai pilihan instrumen.
  2. Buka tabungan investasi
    Sebelum memulai investasi, Anda perlu membuka akun pembangunan ekonomi atau akun efek di dalam bank tersebut. Rekening ini diperlukan untuk membeli lalu menampung instrumen fixed income yang mana Anda pilih.
  3. Lakukan konsultasi keuangan
    Banyak bank menyediakan layanan konsultasi keuangan untuk pelanggan yang mana ingin berinvestasi. Konsultasi ini dapat membantu Anda memilih instrumen fixed income yang sesuai dengan profil risiko serta tujuan keuangan Anda. Bank akan menyediakan informasi tentang tingkat bunga, jangka waktu, risiko, dan juga prospek keuntungan dari setiap produk.
  4. Pilih instrumen fixed income
    Setelah berkonsultasi kemudian memahami berbagai pilihan yang digunakan ada, Anda dapat memilih instrumen fixed income yang mana sesuai dengan kebutuhan.

    Pertimbangkan faktor-faktor seperti tingkat bunga, jangka waktu, juga likuiditas sebelum menyebabkan keputusan.

  5. Pantau kinerja investasi
    Setelah berinvestasi, penting untuk memantau kinerja pembangunan ekonomi Anda secara berkala. Bank biasanya menyediakan laporan rutin tentang perkembangan pembangunan ekonomi yang dapat membantu Anda mengawasi keuntungan juga mengambil langkah yang diperlukan, seperti mencairkan penanaman modal atau melakukan re-investasi.

Keuntungan berinvestasi fixed income melalui bank

  1. Keamanan lalu kemudahan
    Berinvestasi melalui bank biasanya lebih banyak aman akibat diawasi oleh otoritas keuangan seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selain itu, bank menawarkan kemudahan di proses pembelian juga pencairan instrumen fixed income.
  2. Diversifikasi portofolio
    Dengan berbagai instrumen fixed income yang ditawarkan, Anda dapat mendiversifikasikan portofolio pembangunan ekonomi Anda untuk menurunkan risiko juga meningkatkan prospek keuntungan.
  3. Pendapatan tetap
    Seperti namanya, fixed income menawarkan pendapatan yang tersebut konsisten di bentuk bunga atau kupon, yang dimaksud dapat memberikan arus kas masih bagi investor, teristimewa bagi merekan yang mana mencari stabilitas di keuangan.
  4. Dukungan profesional
    Bank menyediakan layanan profesional melalui manajer pembangunan ekonomi atau petugas bank yang digunakan dapat memberikan saran yang mana tepat mengenai strategi penanaman modal Anda.

Risiko berinvestasi fixed Income

Meskipun fixed income dianggap sebagai penanaman modal yang tersebut relatif aman, tetap saja ada risiko yang mana perlu diperhatikan, seperti risiko kredit (ketidakmampuan penerbit obligasi membayar utang), risiko kenaikan harga (nilai riil imbal hasil berkurang akibat inflasi), dan juga risiko likuiditas (kemungkinan kesulitan mencairkan pembangunan ekonomi sebelum jatuh tempo).

Leave a Comment