ledifha.com – Jakarta – Rocky Gerung mencela proyek naturalisasi pemain Timnas Indonesia yang dipimpin oleh PSSI pada bawah Erick Thohir. Menurutnya, hal yang disebutkan menciptakan euforia semu sebab mayoritas pemain tidak hasil dari pembibitan pemain muda lokal.
“Ada euforia di tempat pada persepakbolaan kita. Tapi, euforia itu membatalkan atau menciptakan kita lupa bahwa yang bermain pada lapangan itu sebetulnya adalah bukanlah grup yang kita idealkan sebetulnya,” ujar beliau disitir dari kanal YouTube Rocky Gerung Official.
Pengamat kebijakan pemerintah itu menyatakan bahwa naturalisasi pemain yang digunakan terjadi ketika ini dianggapnya sebagai penggelapan terhadap sensasi. Ia juga menambahkan bahwa apabila ada proses naturalisasi, berarti ada hal yang dimaksud bukan sesuai dengan prinsip-prinsip patriotisme.
Rocky menekankan bahwa fondasi Tim Nasional seharusnya adalah kebanggaan nasional yang mana bertambah dari sistem pembibitan pemain muda di area di negeri, bukanlah melalui naturalisasi. Ia menganggap naturalisasi sebagai jalan pintas kemudian bentuk pembenaran menghadapi kegagalan federasi di menciptakan habitat sepak bola yang dimaksud berkualitas.
“Betul bahwa olahraga sepak bola sudah ada mendunia serta orang akan saksikan kegembiraan di dalam lapangan, tetapi kalau ada anggapan Timnas itu harusnya datang dari bibit kita, oleh sebab itu belum ada bibit maka kita naturaliasi. Itu semacam pembenaran sehingga pembibitan itu berhenti,” ucapnya.
Mantan dosen Universitas Indonesia itu menambahkan bahwa meskipun regu banyak mengalami kekalahan, upaya untuk meraih prestasi seharusnya dilaksanakan melalui pembibitan pemain lalu kurikulum yang mana didukung ilmu olahraga mutakhir. Ia menegaskan bahwa sepak bola harus kembali dilihat sebagai sumber kebanggaan nasional, bukanlah dari hasil naturalisasi.
“Jadi kita mesti hidupkan kembali bahwa sepakbola itu kebanggaan nasional, tidak hasil dari naturalisasi,” ujarnya.
Isu mengenai pemain naturalisasi kembali mencuat setelahnya mantan Duta Besar Indonesia untuk Polandia, Peter Gontha, mengklaim bahwa para pemain naturalisasi Timnas Indonesia belum memulihkan paspor lama mereka. Ia menuduh bahwa atlet yang dimaksud kemungkinan besar belaka akan menggunakan status Warga Negara Indonesia sementara, lalu kembali ke kewarganegaraan asli mereka ketika tidak ada lagi dibutuhkan.
Melalui Anggota Komite Eksekutif (Exco) Arya Sinulingga, PSSI sudah pernah membantah klaim tersebut. Bantahan ini semakin diperkuat oleh pernyataan Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum serta HAM, Silmy Karim, yang mana menyatakan bahwa semua pemain naturalisasi Timnas Indonesia pada waktu ini telah dilakukan mengatasi paspor lama mereka.
Sebelumnya, telah ada 12 nama pemain naturalisasi yang tersebut langganan membela Tim Merah Putih di dalam bawah asuhan Shin Tae-yong. Mereka adalah Sandy Walsh, Jordi Amat, Justin Hubner, Jay Idzes, Shayne Pattynama, Calvin Verdonk, Nathan Tjoe-A-On, Thom Haye, Ivar Jenner, Rafael Struick, Ragnar Oratmangoen, dan juga Maarten Paes.
Mees Hilgers lalu Eliano Reijnders diketahui sudah ada datang ke Indonesia pekan lalu. Keduanya menemui Ketua Umum PSSI Erick Thohir sekaligus melengkapi berkas dokumen naturalisasi yang dibutuhkan.
Mereka diperkenalkan terhadap pemain Timnas juga mengikuti latihan pemulihan dalam hotel pada Sabtu, 7 September. Momen ini diunggah di area Instagram @timnasindonesia, dengan Eliano menyampaikan kesan pertamanya berlatih bersatu Skuad Garuda.
“Terima kasih semuanya, saya senang mampu berada di tempat sini, saya mampu bermain sama-sama kalian semua,” ujar ia singkat dikutipkan dari unggahan Instagram @timnasindonesia yang tersebut disertai tepuk tangan dari para pemain lainnya, Sabtu, 7 September.
Proses naturalisasi Mees Hilgers kemudian Eliano Reijnders berjalan positif. Surat permohonan perpindahan kewarganegaraan dua pemain itu sudah ada ditanda tangani oleh Presiden Joko Widodo pada Rabu, 11 September. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Pemuda juga Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo.
MYESHA FATINA RACHMAN | RANDY FAUZI FEBRIANSYAH