ledifha.com – Jakarta – Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengungkapkan bahwa sanksi terberat menanti pemain serta wasit yang tersebut terlibat di kericuhan pertandingan cabang olahraga sepak bola putra PON 2024 atau Pekan Olahraga Nasional Aceh-Sumatera Utara. “Itu memalukan. Sangat memalukan. PSSI akan mengusut tuntas kejadian ini serta akan menjatuhkan sanksi terberat,” kata Erick Thohir.
Sebelumnya, laga semifinal Aceh vs Sulawesi Tengah yang digunakan berlangsung di area Stadion Dimurthala, Banda Aceh, Hari Sabtu malam, sudah berjalan selama 90 menit dengan kedudukan satu gol tanpa balas untuk keunggulan Sulteng. Wasit Eko Agus Sugiharto kemudian memberikan hadiah penalti untuk kelompok tuan rumah setelahnya pemain Aceh Muhammad Nur Mahyuddin dijatuhkan di tempat kotak terlarang.
Keputusan wasit direspons pemain Sulawesi Tengah dengan aksi pemukulan hingga wasit terkapar kemudian dilarikan dengan ambulans. Buntut dari insiden yang dimaksud menghasilkan laga dilanjutkan dengan dipimpin wasit cadangan Fadli Nurdiana. Wasit Eko Agus juga dinilai mengambil beberapa tindakan kontroversial dengan puncaknya ketika memberikan dua tendangan penalti untuk pasukan Aceh beberapa menit sebelum laga usai.
Tendangan penalti Aceh berhasil ditepis oleh kiper Sulteng Rexy. Namun, beberapa menit kemudian, Aceh kembali mendapat hadiah penalti usai salah pribadi pemain Sulteng melakukan pelanggaran handball. Akmal Juanda yang dimaksud menjadi eksekutor sukses menjalankan tugasnya dengan baik. Laga berakhir imbang 1-1 dan juga dilanjutkan ke putaran tambahan, tetapi Sulteng memilih untuk mengundurkan diri.
Erick menyatakan akan melakukan investigasi mendalam dimulai dari kepemimpinan wasit lalu perangkat pertandingan. Ia menegaskan bahwa reaksi yang tersebut sangat tidak ada sportif pemain juga dipastikan berbuah sanksi terberat. Sanksi larangan seumur hidup pun mengancam wasit lalu pihak-pihak lain bila terbukti mengatur hasil laga. Namun, Erick menegaskan aksi pemukulan pada pertandingan resmi tak sanggup dibenarkan.
PSSI menilai perkembangan ini mencoreng kehormatan sepak bola Indonesia yang dimaksud mulai menunjukkan titik cerah. Untuk menghindari perkembangan sama tidak ada terulang, Erick menjamin hukuman yang mana diberikan menjadi salah satu hukuman paling berat. Selanjutnya, ia akan menurunkan wasit dari Turnamen 1 serta Kejuaraan 2 akan menjadi pemimpin laga semifinal kemudian final sepak bola putra.