ledifha.com – JAKARTA – Rencana gabungan alias merger perusahaan pelat merah di area sektor infrastruktur mandek pada tangan Menteri Pekerjaan Umum serta Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono. Padahal, surat konsolidasi perseroan di tempat bidang Karya sudah ada disodorkan Kementerian BUMN sejak beberapa waktu lalu.
Menteri BUMN Erick Thohir menyebut, surat rencana merger telah di dalam meja Basuki Hadimuljono, yang digunakan sekarang belum ditandatangani. Sehingga, Kementerian BUMN masih harus mengawaitu persetujuan tersebut.
“Kami masih mengantisipasi konsolidasi karya yang mana sedang ada di dalam meja Pak Menteri PUPR, kita tunggu saja,” ujar Erick pada waktu ditemui di area Mandiri Digital Tower, DKI Jakarta Barat, Rabu (18/9/2024).
Adapun, BUMN karya yang tersebut dilebur di area antaranya, Waskita Karya, Hutama Karya, PT Nindya Karya (Persero), PT Brantas Abipraya (Persero), PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA, lalu PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau PTPP.
Dalam skemanya, Waskita Karya akan dilebur ke Hutama Karya, Nindya Karya serta Brantas Abipraya dilebur ke Adhi Karya, lalu Wijaya Karya atau WIKA akan dilebur ke PTPP. Dari tujuh perusahaan dikonsolidasi menjadi tiga perseroan saja.
Ditemui pada tempat terpisah, Sekretaris Kementerian BUMN Rabin Indrajad Hattari mengatakan, proses peleburan BUMN karya masih harus mempertimbangkan pembukuan masing-masing perusahaan.
Dia mencontohkan, Hutama Karya serta PT Waskita Karya. Nantinya, WSKT akan menjadi anak usaha HK. Namun, pada proses konsolidasi pemegang saham harus meyakinkan keuangan kedua BUMN karya ini sehat.
“Udah (disepakati) identik Pak Bas sebanding Pak Menteri (Erick Thohir). Nah ini kita harus setting lagi kira-kira timing-nya, dikarenakan harus dilihat pembukuannya yang mana sehat HK sebanding Waskita-nya,” ujar Rabin pada waktu ditemui di tempat kawasan Ibukota Indonesia Selatan beberapa waktu lalu.