ledifha.com – Jakarta – Pelatih Sulawesi Tengah Zulkifli Syukur angkat bicara mengenai kericuhan yang terjadi pada laga perempat final sepak bola putra PON 2024 Aceh-Sumut di tempat Stadion Stadion Dimurthala, Banda Aceh, Sabtu, 14 September. Partai yang mana mempertemukan Aceh melawan Sulawesi Tengah itu berakhir dengan skor 1-1.
Sulawesi Tengah menolak melanjutkan pertandingan ke sesi tambahan lantaran merasa dirugikan oleh sebagian kebijakan kontroversial wasit Eko Agus Sugiharto yang mana menjadi pemimpin jalannya laga. Puncaknya, ketika wasit dengan syarat Palembang itu memberikan hadiah penalti untuk Aceh pada menit ke-97 pada waktu kedudukan satu gol tanpa balas untuk keunggulan Sulteng pasca Muhammad Nur Mahyuddin dianggap dijatuhkan pada kotak terlarang. Padahal di tayangan ulang, terlihat jelas bahwa sang pemain melakukan diving.
Keputusan itu yang digunakan memicu pemain Sulteng Muhammad Rizki melayangkan bogem ke wajah wasit Eko Agus Sugiharto hingga terjungkal. Wasit sempat mendapat perawatan sebelum dibawa meninggalkan lapangan dengan mobil Ambulan. Laga kemudian dilanjutkan dengan dipimpin wasit cadangan Fadli Nurdian.
Pertandingan dimulai dengan tendangan penalti Aceh yang mana berhasil ditepis oleh kiper Sulteng Rexy. Beberapa menit kemudian, Aceh kembali mendapat hadiah penalti usai salah orang pemain Sulteng melakukan pelanggaran handball. Akmal Juanda yang mana menjadi eksekutor sukses menjalankan tugasnya dengan baik. Laga berakhir imbang 1-1 kemudian dilanjutkan ke fase tambahan, tetapi Sulteng memilih untuk mengundurkan diri.
Mobil ambulan berada pada lapangan dalan pertandingan sepakbola putra antara Aceh vs Sulsel dalam Stadion Dimurthala pada Sabtu, 14 September 2024. ANTARA/Hendri Sukma Indrawan
Zulkifli memohonkan maaf tindakan anak asuhnya yang memukul wasit Eko. Menurut dia, hal itu terjadi lantaran emosi para pemain memuncak imbas kebijakan kontroversial dari pengadil lapangan. “Saya juga bukan bisa saja membenarkan tindakan yang dijalankan oleh pemain saya. Tapi patut kita lihat bagaimana hancurnya mental pemain kami sampai emosi mereka itu telah bukan mampu terbendung lagi,” ujar ia pada unggahan di dalam akun Instagram pribadi @zulkifli_03_syukur, Minggu, 15 September 2024.
“Saya mewakili regu Sulteng memohon maaf menghadapi perlakukan pemain saya. Cukuplah saya yang tersebut disalahkan menghadapi kejadian tersebut,” kata mantan pemain Arema itu menambahkan.
Dalam unggahannya, Zulkifli turut membagikan cuplikan video kala beliau menemui dua orang yang digunakan menjadi perangkat pertandingan. Dengan nada tinggi, ia menuduh wasit telah lama merusak mental anak asuhnya. “Kasihan merek yang mana mau berprogres ke level senior, kalian rusak dan juga hancurkan mentalnya dengan cara yang tiada pantas.”
Mantan Pemain Timnas Indonesia era 2010-an itu mengungkapkan sepak bola tidak tentang menang atau kalah, tapi ada nilai sportivitas yang digunakan mesti dijunjung tinggi. Zulkifli berharap kejadian yang disebutkan dapat dijadikan pelajaran untuk semua pihak. “Semoga ini menjadi pelajaran buat kita semua khususnya insan sepak bola yang mana menginginkan inovasi di dalam sepak bola Indonesia.”