Ledifha.com – JAKARTA – Phishing diibaratkan umpan palsu yang digunakan dilempar penjahat siber untuk mencuri informasi pribadi kita. Mereka bisa saja menyamar jadi bank, toko online, bahkan instansi pemerintah lewat email, instruksi teks, atau website palsu.
Tujuannya? Mencuri data pribadi, kata sandi, atau informasi finansial yang tersebut mampu bikin kita kehilangan besar.
“Kami menghimbau publik Indonesia untuk waspada khususnya terhadap pengumuman penting yang digunakan disampaikan melalui email, arahan teks, posting media sosial, atau bahkan panggilan telepon,” komentar Yeo Siang Tiong, GM Asia Tenggara Kaspersky.
Kasus Phishing pada Indonesia:
Phishing bukanlah cuma cerita di dalam luar negeri, dalam Indonesia sudah ada berbagai korbannya! Contohnya:
– Instansi pemerintah kena tipu: Penjahat menyamar jadi instansi resmi lewat email, sejumlah orang tertipu juga kasih data pribadi mereka.
– Promo palsu: Penawaran diskon atau hadiah yang ternyata jebakan untuk curi data kita.
– APK berbahaya: Program palsu yang digunakan disebar lewat chat, bisa saja curi data juga ambil alih handphone kita.
– Phishing bank: Penjahat curi data klien bank, dapat kuras habis account kita.
Kaspersky mencatatkan data hampir 500.000 orang di dalam Asia Tenggara, termasuk Indonesia, hampir klik link phishing di tempat 2023. Indonesia sendiri ada di area peringkat ke-3 dengan 97.465 kasus. Bayangkan, berapa banyak yang digunakan benar-benar jadi korban lalu kehilangan besar?
Kenali Tanda-tanda Phishing:
– Email atau arahan yang mana mencurigakan: Perhatikan alamat email pengirim, bahasa yang dimaksud aneh, atau tulisan yang salah.
– Link yang mana mencurigakan: Jangan klik link sembarangan, apalagi jikalau diminta memasukkan data pribadi.
– Website palsu: Hati-hati dengan website yang mana mirip aslinya, tapi alamatnya beda.
– Permintaan data pribadi yang tersebut tak wajar: Instansi resmi biasanya tak akan minta data pribadi lewat email atau pesan.