Ledifha.com – JAKARTA – Pangeran William menciptakan takjub publik pada waktu menunjukkan kemampuannya berbahasa di kunjungannya ke Cape Town, Afrika Selatan guna hadir di edisi keempat upacara penghargaan tahunan inisiatif lingkungan, Earthshot Prize.
Pada acara tersebut, Pangeran William menyampaikan ucapan selamat pada sembilan bahasa yang mewakili Afrika Utara, Timur, Barat dan juga Selatan.
Dikutip people, Pangeran William mengucapkan “Sanibonani” di bahasa Zulu, yang digunakan diucapkan di dalam Afrika Selatan; “Dumelang” pada bahasa Sesotho, juga diucapkan di area Afrika Selatan; “Ekaabo” di bahasa Yoruba, diucapkan pada Afrika Barat; “Saanu” pada bahasa Hausa, diucapkan di dalam Afrika Utara; “Akawaaba” di bahasa Twi Ghana, juga diucapkan di area Afrika Utara; Bahasa Indonesia: “Dankie” di bahasa Afrikaans, diucapkan di area Afrika Selatan; “Enkosi” pada bahasa Xhosa, juga diucapkan di tempat Afrika Selatan; “Daalu” di bahasa Igbo, diucapkan dalam Afrika Timur; serta “Asante” di bahasa Swahili, juga diucapkan pada Afrika Timur.
Itu adalah tanda penghormatan untuk sebuah benua yang tersebut menurut sang pangeran “selalu miliki tempat khusus di area hatiku.”
Setelah kematian ibunya, Putri Diana, ketika beliau berusia 15 tahun, Pangeran William menyatakan ia menemukan “kenyamanan sebagai pribadi remaja” dalam Afrika. Ia kemudian melamar Kate Middleton di dalam sana pada 2010.
Seperti yang digunakan disebutkan pada sambutannya pada 6 November, Afrika juga menginspirasi inisiatif lingkungannya yang mana monumental, The Earthshot Prize, yang mana didirikan pada 2020 setelahnya perjalanan ke Namibia kemudian Tanzania pada 2018 serta “rasa optimisme” yang mana ia rasakan.
Berbicara tentang The Earthshot Prize, William mengungkapkan itu adalah ide yang pertama kali muncul dalam benaknya di dalam tanah Afrika.
“Selama perjalanan ke Namibia kemudian Tanzania, saya cukup beruntung untuk mengawasi beberapa satwa liar yang tersebut menakjubkan yang mana menjadikan benua ini sebagai rumah. Namun, yang benar-benar mengejutkan saya adalah dampak luar biasa yang tersebut diberikan penduduk setempat terhadap lingkungan di tempat sekitar mereka,” tutur Willam.
“Berkat kecerdikan kemudian kreativitas mereka, keanekaragaman hayati kembali, hewan-hewan dilindungi, juga lapangan pekerjaan pun tercipta. Saya meninjau secara secara langsung sejauh mana orang-orang mendedikasikan waktu, bakat, juga visi mereka itu untuk memperbaiki tantangan lingkungan, tetapi mereka tak mendapatkan dukungan yang tersebut mereka butuhkan untuk mempercepat solusi mereka itu agar dapat ditingkatkan atau direplikasi dalam seluruh dunia,” ucapnya lagi.