Ledifha.com – JAKARTA – Tradisi Perayaan Natal pada Indonesia begitu beragam dan juga mempunyai ciri khas, di area mana Natal yang tersebut menjadi momen istimewa yang ditunggu – tunggu bagi umat Kristiani ini menimbulkan mereka itu mempunyai cara tersendiri untuk mengungkap rasa bahagianya itu.
Tidak hanya saja sekadar menghias pohon natal dengan berbagai dekorasi. Natal di area Indonesia mempunyai tradisi yang dimaksud begitu menarik. Bahkan, setiap tempat mempunyai tradisi unik yang mana kental dengan budaya asli kemudian sudah dijalankan secara turun-temurun sebagai simbol kebersamaan dengan keluarga terkasih.
Tradisi Natal di tempat Indonesia
1. Meriam Bambu! (NTT)
Tradisi unik yang digunakan pertama datang dari Nusa Tenggara Timur tepatnya pada Flores, yaitu Meriam Bambu. Sesuai dengan namanya, tradisi ini diisi oleh pesta permainan dari batang-batang bambu berisikan material bakar tradisional yang digunakan disulutkan, sehingga timbul kata-kata dentuman yang bersahut-sahutan meriah.
Dulunya, pengumuman dentuman yang dimaksud dihasilkan diperuntukkan untuk memberikan kabar duka. Namun, seiring berjalannya waktu, permainan yang digunakan sudah ada ada sejak 1980an ini digunakan sebagai penyambutan kegembiraan berhadapan dengan kelahiran Yesus Kristus.
2. Marbinda lalu Marhobas (Sumatra Utara)
Marbinda adalah tradisi menyembelih hewan, sedangkan Marhobas adalah tradisi mengolah hasil sembelih yang mana dilaksanakan oleh para pria. Sebelum Natal, publik Batak Toba akan beriuran untuk menyembelih hewan. Jika uang yang terkumpul cukup banyak, akan menyembelih kerbau. Namun jikalau uang yang digunakan terkumpul semata-mata sedikit, akan menyembelih babi. Daging-daging hasil sembelih yang dimaksud kemudian dimasak lewat tradisi Marhobas, lalu dibagikan terhadap warga.
3. Jakarte Punye Rabo-Rabo
Kota Metropolitan yang tersebut lekat dengan gaya hidup modern ini ternyata punya tradisi perayaan hari Natal yang mana unik, lho! Namanya Rabo-Rabo, tradisi yang dimaksud dapat dijumpai di area kawasan Cilincing, tepatnya pada Kampung Tugu yang dimaksud merupakan kawasan tinggal sekelompok pemeluk agama Kristen berketurunan Portugis.
Tradisi yang tersebut memiliki arti “Ekor-Mengekor” pada bahasa Kreol Portugis ini dijalankan setiap mendekati Natal. Dimulai dengan mengunjungi Gereja terlebih dahulu untuk beribadah. Setelah itu, merekan berkeliling kampung kemudian mengunjungi rumah-rumah pada rombongan layaknya ekor yang dimaksud memanjang, sambil menyanyikan lagu keroncong. Puncak perayaan ini akan dijalankan tradisi mandi-mandi, saling menorehkan bedak putih ke wajah satu sebanding lain. Menurut kepercayaan, kegiatan yang disebutkan menyimbolkan penebusan dosa lalu pengampunan, dan juga untuk memulai juga menyambut Tahun Baru di keadaan bersih. Dan tradisi ditutup dengan pesta makan pada rumah yang dimaksud terakhir dikunjungi.
4. Wayang Wahyu (Yogyakarta)
Menjelang perayaan hari Natal, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) datang dengan kesenian wayang kulitnya. Berbeda dari wayang pada biasanya dengan cerita Mahabharata atau Ramayana, pertunjukkan Wayang Wahyu mengangkat kisah yang tersebut terdapat di Alkitab serta sarana untuk menyampaikan wahyu atau firman Tuhan. Pertama kali muncul pada 1960an, pementasan ini biasanya diselenggarakan dalam gereja-gereja tertentu dalam Jawa, dalam mana digunakan untuk mengingatkan umat Katolik untuk menjalin keharmonisan antar sesama juga menjadi salah satu simbol inkulturasi budaya.
5. Ngejot dan juga Penjor (Bali)
Ngejot merupakan tradisi di area mana para warga saling membagikan makanan. Uniknya, makanan yang tersebut disajikan disesuaikan dengan agama masing-masing setiap orang. Sedangkan Penjor merupakan bambu-bambu tinggi melengkung yang mana biasanya dipasang pada waktu hari raya Galungan, di area mana bambu-bambu yang dimaksud melambangkan bentuk syukur terhadap anugerah Tuhan.
6. Kunci Utama Taon (Sulawesi Utara)
Kunci Taon atau secara harfiah berarti “Mengunci Tahun” merupakan tradisi perayaan hari Natal sekaligus untuk memperingati akhir tahun yang dimaksud berasal dari Perkotaan Manado, Sulawesi Utara. Pelaksanaanya mulai awal bulan Desember dan juga berakhir pada awal bulan Januari.
Tradisi ini diawali dengan sejumlah ibadah dalam Gereja. Lalu, para umat Kristen akan berziarah ke makam kerabat. Uniknya, pada waktu berziarah kebanyakan dari rakyat Manado akan meletakkan lampu hias di dalam berhadapan dengan makam tersebut. Tradisi Kunci Penting Taon ditutup dengan pawai mengelilingi kampung sambil mengenakan kostum-kostum unik.
7. Papua, Bakar Batu!
Tradisi perayaan hari Natal yang mana biasa diadakan oleh umat Kristen di dalam Papua adalah Bakar Batu atau Barapen. Tradisi ini dikenal dengan kegiatan memasak sama-sama menggunakan batu-batu yang digunakan dibakar. Batu-batu yang disebutkan diletakkan di area di sebuah lubang yang telah lama digali lalu dilapisi dengan daun pisang juga ilalang.
Setelah itu, batu yang mana telah lama dibakar kemudian digunakan untuk memasak berbagai substansi makanan, termasuk daging babi. Urutannya adalah daging babi dimasukkan ke dalamnya, lalu disusul oleh lapisan daun pisang kemudian batu-batu panas lagi. Setelah itu, susunan yang disebutkan diisi dengan sayuran lalu umbi-umbian, kemudian ditutup lagi dengan daun pisang, ilalang, dan juga batu bakar.
8. Bunyi Sirine dan juga Lonceng (Ambon)
Bukan cuma lonceng Gereja, tapi Ambon juga riuh dengan ucapan sirine kapal di dalam waktu malam Natal. Keduanya dibunyikan secara bersamaan ketika Natal tiba. Namun, ada tradisi khas lainnya yang mana dilaksanakan oleh penduduk kota Naku, Leitimur Selatan yaitu upacara adat “penyucian” sebagai simbol pembebasan dari dosa.
Masyarakat akan berkumpul di tempat rumah komunitas untuk melaksanakan ritual adat mereka. Setelah itu, merekan akan menyanyikan lagu-lagu pada bahasa area serta menari sambil diiringi dengan bunyi Tifa, alat musik tradisional. Sedangkan para perempuan akan menyajikan sirih, pinang, serta minuman tradisional, yang dimaksud disebut sebagai Sopi.
9. Upacara Lettoan atau Lovely December (Toraja)
Tradisi Natal pada Toraja hadir lewat festival budaya lalu pariwisata “Lovely December,” menawarkan berbagai acara menarik, seperti pameran kuliner, kerajinan daerah, serta lomba kerajinan tradisional. Cepat kembang api juga prosesi Lettoan menjadi puncak acara dari festival yang mana diadakan setiap 26 Desember. Tradisi ini sebagai bentuk rasa syukur warga Toraja pada menyambut Natal juga Tahun Baru.
Nah, itulah 9 tradisi unik pada Indonesia di merayakan Natal. Sekarang sudah ada tahu kan ada tradisi apa juga dari area mana saja? Selamat Natal dengan cara terbaikmu!
MG/Luthfiyyah Rahmadiena