10.800 Miliarder Ramai-ramai Eksodus dari Negeri Raja Charles III, Hal ini Sebabnya

Photo of author

By Erina Syifa

Ledifha.com – JAKARTA – Miliarder berbondong-bondong meninggalkan Inggris sejak Partai Buruh meraih kemenangan besar di Pemilihan Umum Inggris 2024, untuk mengakhiri 14 tahun kekuasaan Partai Konservatif. Eksodus itu terjadi setelahnya pemerintahan Utama Menteri, Keir Starmer mengkonfirmasi, rencana penghapusan rezim pajak non-domisili yang tersebut menawarkan kegunaan signifikan bagi individu kaya yang digunakan tinggal di dalam Inggris.

Banyaknya miliarder yang mana kabur dari negeri Raja Charles III itu dilaporkan oleh The Times, pada akhir pekan kemarin. Aturan pajak Inggris yang tersebut terkenal itu mengizinkan penduduk non-domisili semata-mata membayar pajak berhadapan dengan uang yang tersebut mereka itu peroleh dalam negara itu, kemudian tiada mengenakan pajak berhadapan dengan keuntungan yang digunakan dihasilkan pada lokasi berbeda dalam belahan dunia lain.

Paraturan perpajakan itu sudah memproduksi para crazy rich menghemat uang, ditambah mendapatkan insentif terhadap dia untuk tetap saja tinggal di dalam Inggris. Ada sekitar 74.000 ‘non-domisili’ pada Inggris pada tahun 2023, menurut data resmi.

Rencana pemerintah untuk mengganti sistem ‘non-dom’ dengan rezim pajak berbasis tempat tinggal, tampaknya memiliki dampak besar. Menurut data yang tersebut diberikan untuk The Times oleh perusahaan analitik New World Wealth, Inggris kehilangan 10.800 miliarder lantaran migrasi pada tahun 2024, meningkat 157% dibandingkan dengan tahun 2023.

Namun disebutkan bahwa jumlah agregat sebenarnya dari merek yang tersebut meninggalkan negara itu lebih banyak tinggi, akibat hitungan yang disebutkan juga memperhitungkan orang kaya yang dimaksud baru hanya datang.

Data yang dimaksud berarti, mengungkapkan bahwa ada satu miliarder meninggalkan Inggris setiap 45 menit pasca Partai Buruh meraih kemenangan pemilihan pada Juli tahun lalu. Kebanyakan miliarder yang digunakan meninggalkan Inggris, memilih pindah ke Italia, Swiss, lalu UEA, mengutip penelitian tersebut.

Masih berdasarkan data, orang-orang super kaya di dalam Inggris sangat cenderung memilih untuk pergi, dimana ada 78 centimillionaires kemudian 12 miliarder yang dimaksud meninggalkan negara itu pada tahun lalu.

Pada bulan Oktober, Office for Budget Responsibility memperkirakan bahwa reformasi pajak akan menghasilkan kembali 12-25% non-dom meninggalkan negara itu. The Times mencatat bahwa apabila seperempat dari merek melakukannya, maka akan datang menjadi pukulan besar bagi perekonomian Inggris.

Rata-rata, setiap non-dom membayar PPN USD970.000 pada tahun lalu. Kategori ini memainkan peran utama di pembangunan ekonomi serta mencakup klien bidang usaha kelas atas.

Leave a Comment