Keruk Mineral Kritis, India Siap Kucurkan Rp30,8 Trilyun

Photo of author

By Bahjah Jamilah

Ledifha.com – NEW DELHI – Kabinet India menyetujui kegiatan senilai USD1,9 miliar atau setara Rp30,8 triliun (kurs Rp16.246 per USD) untuk mengamankan pasokan berbagai mineral kritis yang mana digunakan teristimewa di dalam sektor sel , elektronik, pertahanan lalu pertanian.

“The National Critical Mineral Mission akan datang fokus pada penambangan lokal lalu pemrosesan 24 mineral kritis, dan juga perolehan blok pertambangan dalam luar negeri,” ungkap Menteri Pengetahuan lalu Penyiaran, Ashwini Vaishnaw untuk wartawan seperti dilansir Bloomberg.

Inisiatif yang dimaksud juga akan memberikan dorongan pada material daur ulang seperti lithium, kobalt, kalium dan juga grafit, untuk membantu menghurangi ketergantungan negara pada impor. India tercatat hampir seluruhnya bergantung pada pasokan luar negeri untuk unsur transisi energi, termasuk kobalt, nikel, litium, kemudian bijih tembaga dan juga konsentrat, dimana China menjadi pemasok utama.

Rencana ini terkait dengan seruan Pertama Menteri Narendra Modi pada tahun 2020 masalah kemandirian dunia usaha nasional di dalam sedang pergolakan yang tersebut disebabkan oleh pandemi. Sejak itu, India menjadi bagian dari upaya global untuk mendiversifikasi rantai pasokan dari China.

India juga fokus pada implementasi cepat dari beberapa kebijakan untuk memenuhi target transisi hijaunya. pemerintahan Modi berkeinginan meningkatkan lebih tinggi dari dua kali lipat kapasitas energi hijau negara pada tahun 2030 kemudian telah lama menawarkan insentif untuk pembuatan sistem penyimpanan akumulator yang digunakan memungkinkan pasokan energi bersih sepanjang waktu.

“Mengingat kerentanan negara terhadap perubahan geopolitik seputar mineral kritis, misi ini mengeksplorasi area utama yang menjadi perhatian,” kata Rakesh Surana, mitra Deloitte India.

“Dengan meningkatkan swasembada di area bidang ini, negara akan berada di tempat sikap yang tersebut lebih banyak baik untuk memenuhi keinginan energi serta industrinya, sekaligus berkontribusi pada tujuan keberlanjutan jangka panjang,” bebernya.

Sementara itu Biro Pengetahuan Pers pemerintah pada sebuah pernyataan menyakini, misi ini diperkirakan akan menarik penanaman modal sebesar 180 miliar rupee.

Industri akumulator juga menjadi sangat penting untuk dekarbonisasi armada transportasi darat India yang mana sebagian besar menggunakan komponen bakar fosil. Mineral seperti lithium, kobalt, serta grafit akan menjadi kunci keberhasilan rencana pembuatan baterai.

Leave a Comment