Menjelajahi Labirin Regulasi AI: Mampukah Indonesia Berlari Secepat DeepSeek?

Photo of author

By Fitri Rafifah

Ledifha.com – JAKARTA – Di era di area mana kecerdasan buatan (AI) berprogres pesat, Indonesia bergerak cepat untuk merumuskan aturan yang tersebut akan menaungi teknologi mengubah ini.

Kementerian Komunikasi juga Digital sudah memulai sejumlah diskusi dengan para pemangku kepentingan, mulai dari pelaku lapangan usaha hingga lembaga-lembaga terkait, dengan tujuan menciptakan regulasi yang mana komprehensif juga relevan.

Langkah ini diambil di dalam sedang pesatnya kemajuan AI, seperti peluncuran DeepSeek, sebuah model Kecerdasan Buatan yang tersebut mampu menyaingi bahkan melampaui kemampuan GPT-4 pada berbagai tugas.

DeepSeek, dengan kemampuan pemahaman bahasa kemudian penalaran yang mana canggih, menjadi contoh betapa pentingnya regulasi yang digunakan tepat untuk melakukan konfirmasi Teknologi AI dimanfaatkan secara bertanggung jawab serta etis.

Diskusi yang dimaksud digagas oleh Kominfo mencakup berbagai sektor, termasuk kesehatan, transportasi, pendidikan, juga layanan keuangan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi peluang risiko lalu kegunaan Teknologi AI di tempat masing-masing sektor, juga merumuskan prinsip-prinsip yang digunakan akan menjadi landasan bagi regulasi yang mana akan datang.

Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan juga Digital Meutya Hafid menyampaikan bahwa pihaknya akan menyiapkan aturan tentang pemanfaatan Teknologi AI di waktu tiga bulan.

“Dalam waktu tiga bulan kita akan buatkan juga peraturannya,” kata Meutya di area Jakarta, Mulai Pekan (13/1).

Meskipun demikian, tantangan yang digunakan dihadapi tidaklah kecil. Regulasi Artificial Intelligence harus mampu menyeimbangkan antara keinginan untuk menggalakkan pengembangan dengan pemeliharaan terhadap peluang dampak negatif AI, seperti bias algoritmik, disinformasi, lalu hilangnya pekerjaan.

Baca Juga: Kehebatan Artificial Intelligence DeepSeek Diakui oleh Tim Cook dan juga Mark Zuckerberg

Kehadiran DeepSeek kemudian model-model Kecerdasan Buatan sejenis menyoroti perlunya regulasi yang digunakan tiada cuma fokus pada aspek teknis AI, tetapi juga pada implikasi sosial kemudian etika dari teknologi ini. Regulasi harus mampu memverifikasi bahwa Kecerdasan Buatan digunakan untuk kebaikan manusia, tidak sebaliknya.

Indonesia bukan ingin ketinggalan pada perlombaan AI. Dengan regulasi yang digunakan tepat, Indonesia dapat memanfaatkan kemungkinan Kecerdasan Buatan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, menyokong perkembangan ekonomi, serta menguatkan posisinya di tempat panggungglobal.

Leave a Comment