Ledifha.com – JAKARTA – WhatsApp disusupi spyware dari perusahaan dengan syarat Israel, Paragon Solutions. Pihak Meta sudah ada mengakui bahwa sekitar 90 pengguna merek menjadi sasaran serangan spyware. Serangan ini menyasar sebagian pengguna, termasuk jurnalis juga anggota publik sipil, pada lebih besar dari dua puluh negara, khususnya di tempat Eropa.
Paragon Solutions diduga menggunakan vektor, metode untuk mengakses jaringan secara ilegal, untuk menarget pengguna kemudian mengirim file PDF berbahaya.
WhatsApp mengklaim berhasil mengurangi vektor ini juga telah dilakukan mengirimkan surat peringatan serius untuk Paragon Solutions. Organisasi juga telah dilakukan memberi tahu pengguna yang digunakan terkena dampak tentang serangan yang dimaksud dan juga memberikan informasi tentang cara melindungi diri merekan dari spyware.
“Para penyerang mencari kelemahan di aplikasi mobile atau sistem operasi ponsel atau mencoba menipu pengguna untuk mengklik tautan berbahaya atau mengunduh malware, semua untuk mendapatkan akses tidak ada sah yang mana dapat merusak ponsel Anda, mencuri informasi Anda, dan juga menempatkan privasi serta keamanan Anda pada risiko,” kata halaman bantuan WhatsApp tentang spyware.
Francesco Cancellato, editor-in-chief dari surat kabar online Italia Fanpage.it, mengungkapkan bahwa dirinya adalah salah satu jurnalis yang menjadi sasaran serangan tersebut. WhatsApp telah terjadi memberi tahu Cancellato bahwa mereka itu sudah pernah menghentikan serangan yang disebutkan pada bulan Desember.
WhatsApp bekerja identik dengan Citizen Lab, sebuah laboratorium penelitian keamanan siber yang berbasis di area Munk School of Global Affairs di area Universitas Toronto, untuk melacak kampanye spyware.
HP Jadi Mata-mata dalam Saku
John Scott-Railton, peneliti senior dalam Citizen Lab, menyatakan bahwa serangan seperti ini dapat “mengubah telepon menjadi mata-mata dalam saku Anda.”
“Ketika ponsel terinfeksi, operator spyware yang dimaksud biasanya dapat melakukan apa semata yang Anda lakukan sebagai pengguna pada ponsel,” kata Scott-Railton. “Mereka dapat mengakses arahan terenkripsi Anda, obrolan Anda, mengamati foto Anda, menjelajahi arahan Anda, mendengarkan memo pernyataan Anda, mengamati catatan Anda, membaca kontak Anda, mendapatkan kata sandi Anda, kemudian juga melakukan beberapa hal yang digunakan tidak ada dapat Anda lakukan, seperti secara diam-diam mengaktifkan mikrofon untuk mendengarkan percakapan yang dimaksud kemungkinan besar Anda lakukan di tempat ruangan, atau menghidupkan kamera.”
WhatsApp bekerja serupa dengan Citizen Lab pada tahun 2019 ketika layanan chat yang dimaksud menggugat perusahaan pengawasan tanah Israel NSO Group, menuduhnya membantu mata-mata pemerintah untuk membobol ponsel lebih lanjut dari seribu pengguna, termasuk jurnalis, diplomat, pejabat pemerintah senior, lalu dissident politik.
Pada bulan Desember, hakim Negeri Paman Sam memutuskan menyokong WhatsApp. Pada bulan yang digunakan sama, kelompok penanaman modal berbasis di tempat Florida AE Industrial Partners, pesaing NSO Group, mengakuisisi Paragon Solutions. Dipercayai bahwa Paragon Solutions masih beroperasi pada Israel.
Natalia Krapiva, penasihat hukum senior di area organisasi nirlaba akses internet Access Now, mengungkapkan bahwa penelitian nonprofitnya telah lama menemukan bahwa serangan terhadap “jurnalis dan juga aktor rakyat sipil lainnya semakin umum.”
“Terakhir kali WhatsApp memberi tahu korban NSO pada 2019, kami telah dilakukan meninjau banjirnya tuntutan hukum, sanksi, juga konsekuensi lain untuk bidang ini,” kata Krapiva. “Tetapi kami membutuhkan lebih tinggi berbagai tindakan oleh pembuat undang-undang serta sektor teknologi untuk mengekang bidang ini oleh sebab itu jelas tak dapat mengaturdirisendiri.”