Ledifha.com – JAKARTA – Kemampuan berbahasa asing, khususnya bahasa Inggris , masih menjadi kendala utama daya saing sumber daya manusia (SDM) Indonesia di area bidang kondisi tubuh yang mana bekerja dalam luar negeri.
Menurut Direktur Jenderal SDM Bidang Kesehatan Kementerian Aspek Kesehatan ( Kemenkes ) Yuli Farianti, penguasaan bahasa Negeri Sakura tenaga kondisi tubuh Indonesia masih tertinggal dibandingkan SDM dari Filipina lalu Vietnam, yang tersebut merupakan kompetitor utama RI. Bahasa Inggris yang mana belum optimal juga berdampak pada kompetensi merekan dalam pangsa global.
Baca Juga: Tingkatkan Daya Saing Melalui Produktivitas
Selain Filipina dan juga Vietnam, Negara Malaysia dan juga Singapura juga menjadi pesaing ketat bagi tenaga kondisi tubuh profesional Indonesia. Untuk mengatasi tantangan ini, Kemenkes bekerja identik dengan Yayasan Binawan guna meningkatkan kompetensi SDM kondisi tubuh Indonesia, baik yang digunakan akan bekerja pada luar negeri maupun di dalam pada negeri.
”Kerja sejenis ini diharapkan dapat meningkatkan kekuatan daya saing SDM kondisi tubuh nasional agar mampu bersaing dengan tenaga kemampuan fisik dari negara lain,” kata Yuli seusai penandatanganan kerja sebanding dengan Yayasan Binawan di area Jakarta, Rabu (12/2/2025).
Dalam periode 2019-2024, lebih besar dari 1.270 tenaga kondisi tubuh profesional Indonesia sudah terserap di area berbagai negara, termasuk Jepang, Jerman, Belanda, juga negara-negara Timur Tengah seperti Arab Saudi, Qatar, lalu Kuwait. Kemenkes berusaha mencapai agar rata-rata 2.000 tenaga kemampuan fisik Indonesia dapat bekerja di tempat luar negeri setiap tahun untuk memenuhi permintaan global yang terus meningkat.
Ketua Yayasan Binawan, Said Saleh Alwaini menyatakan, bahwa kerja identik dengan Kemenkes bersifat komprehensif lalu berkelanjutan, mencakup berbagai profesi di dalam sektor medis lalu kesehatan. Yayasan Binawan menyediakan 400 kuota khusus bagi alumni Politeknik Kesejahteraan (Poltekkes) guna meningkatkan keterampilan sebelum diberangkatkan ke luar negeri.
Menurut ketua umum Asosiasi Organisasi Jasa Tenaga Kerja Indonesia (Apjati) ini, Binawan Group mempunyai prasarana lengkap untuk mendidik lalu melatih tenaga kondisi tubuh profesional hingga merekan siap secara teknis kemudian mental.
Kurikulum pelatihan pun akan disusun sama-sama dengan Kemenkes agar memenuhi standar internasional. Masa pelatihan bagi SDM kebugaran profesional yang akan bekerja pada luar negeri berkisar antara 10 hingga 12 bulan.
”Tapi merekan yang dimaksud belum memenuhi standar kompetensi, termasuk di penguasaan bahasa asing, harus menjalani pelatihan tambahan hingga dinyatakan layak,” tegas direktur utama Binawan Group ini.
Sebagai perusahaan penempatan pekerja migran Indonesia (P3MI), Binawan Group telah lama berkiprah hampir setengah abad pada menyalurkan lebih tinggi dari 130.000 pekerja profesional ke sekitar 30 negara. Selain tenaga kesehatan, Binawan Group juga mengirim SDM di dalam bidang hospitality, teknologi informasi, agrikultur, teknik rekayasa, konstruksi, juga manufaktur, menjadikannya salah satu penyedia tenaga kerja profesional terbesar di dalam Indonesia.