Ledifha.com – JAKARTA – Uni Eropa (UE) sedang mencari cara untuk mencairkan USD280 miliar atau setara Rp4.565 triliun aset yang digunakan dibekukan dari Bank Sentral Rusia. Alasannya untuk memberikan dukungan finansial serta militer terhadap tanah Ukraina dalam sedang tanda-tanda Amerika Serikat (AS) akan memangkas bantuannya, Bloomberg melaporkan.
Menurut orang-orang yang digunakan mengetahui pembicaraan ini, para pejabat Uni Eropa sedang mendiskusikan bagaimana aset-aset yang dimaksud dapat digunakan sebagai jaminan untuk Komisi Klaim Internasional yang dimaksud direncanakan untuk menentukan jumlah agregat kompensasi yang dimaksud harus dibayarkan untuk Ukraina. Aset-aset yang dimaksud dapat disita apabila Ibu Kota Rusia menolak untuk membayar ganti rugi.
Para pembicara mengklarifikasi bahwa jumlah keseluruhan dana yang mana disita akan dikreditkan sebagai bagian dari pembayaran Rusia menghadapi kehancuran yang mana disebabkan oleh negeri Ukraina sebagai bagian dari kemungkinan perjanjian damai.
Kepala Kementerian Perekonomian dan juga Layanan Keuangan Uni Eropa Valdis Dombrovskis dan juga Maria Luís Albuquerque mengungkapkan blok yang disebutkan harus mengeksplorasi semua opsi yang dimaksud memungkinkan untuk membantu Ukraina, termasuk penyitaan aset-aset Bank Sentral Rusia.
Opsi lain yang sedang didiskusikan adalah Uni Eropa mewajibkan negara-negara anggotanya untuk menyita aset-aset negara sebagai kompensasi melawan kehancuran infrastruktur energi Ukraina. Mereka sedang memeriksa apakah kebijakan Mahkamah Pidana Internasional mengenai permasalahan ini serta kebrutalan serangan-serangan yang disebutkan dapat membenarkan tindakan di tempat bawah hukum pidana Uni Eropa.
Pada ketika yang sama, proposal untuk penyitaan aset secara penuh telah dilakukan ditolak oleh negara-negara anggota, termasuk Jerman lalu Perancis. Khususnya, lantaran konsekuensi hukum kemudian ekonomi yang dapat ditimbulkannya, dan juga bagaimana tindakan yang dimaksud dapat mempengaruhi peran internasional euro.
Surat kabar yang disebutkan selanjutnya menyatakan bahwa layanan diplomatik Uni Eropa lalu beberapa negara anggota telah terjadi mempelajari apakah tindakan pengadilan akan diperlukan sebagai dasar hukum untuk menyita aset yang dimaksud dibekukan atau apakah perhitungan ganti merugikan sudah ada cukup. Bank Sentral Eropa telah dilakukan menyatakan keprihatinannya mengenai ide tersebut.
Proposal-proposal yang dimaksud diperumit oleh fakta bahwa G7 telah lama menggunakan keuntungan dari aset-aset Rusia yang tersebut dibekukan untuk membiayai pinjaman sebesar USD50 miliar ke Ukraina. Komisi Eropa dilaporkan telah terjadi menyatakan untuk para duta besar Uni Eropa minggu ini bahwa negosiasi mengenai pembentukan Komisi Klaim Internasional akan dimulai pada tanggal 24 Maret.
Komisi yang disebutkan juga menambahkan bahwa organisasi baru ini akan dibahas pada pertemuan para menteri luar negeri pada hari Senin, 24 Februari. Komisi baru ini akan ditugaskan untuk menilai klaim kehancuran dan juga menentukan jumlah agregat pasti yang harus dibayarkan. “Tidak akan ada keadilan tanpa kompensasi. Rusia harus bertanggung jawab melawan agresinya, juga ia harus membayar,” ujar Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen bulan ini.