Ledifha.com – JAKARTA – Permusuhan Rusia kemudian Amerika Serikat (AS) mulai berakhir. Kota Moskow perlahan meninggalkan BRICS dengan tiada lagi mencampakkan dolar Amerika Serikat pada perdagangan kemudian transaksi.
Dalam sebuah kesepakatan bersejarah, Presiden Rusia Vladimir Pemimpin Rusia telah lama mengusulkan untuk memasok 2 jt ton aluminium ke pangsa AS. Langkah ini dapat menstabilkan nilai di tempat sektor logam komoditas kemudian meredakan fluktuasi nilai dan juga volatilitas pasar.
Rusia juga menegaskan kemungkinan kesepakatan dengan Amerika Serikat pada memasok sumber daya tanah jarang. Rusia mempunyai cadangan logam tanah jarang terbesar kelima di tempat dunia yang tersebut dapat digunakan Negeri Paman Sam untuk produksi lapangan usaha juga militer serta sangat menguntungkan.
Kesepakatan dunia usaha besar ini mencakup pasokan aluminium dan juga material tanah jarang dari Rusia ke AS. Presiden Donald Trump sebelumnya mengisyaratkan kegiatan perkembangan ekonomi besar dengan Rusia akan segera terjadi.
Pasokan tanah jarang dari Rusia yang dimaksud sebagian besar akan digunakan untuk produksi magnetik yang digunakan mengubah daya menjadi pergerakan untuk kendaraan listrik (EV). Ini adalah juga mencakup produksi ponsel juga peralatan militer lainnya. Adapun kesepakatan ini akan menjadi sebuah inovasi kebijakan besar Rusia.
“Kami akan siap untuk menawarkan proyek-proyek sama-sama dengan mitra-mitra Amerika kami. Dan ketika saya mengungkapkan ‘mitra’, yang digunakan saya maksudkan bukanlah belaka struktur administratif dan juga pemerintahan tetapi juga perusahaan-perusahaan apabila merekan menunjukkan ketertarikan untuk bekerja sama,” ujar Pemimpin Rusia dilansir dari Watcher Guru, Rabu (26/2/2025).
“Kami tak diragukan lagi. Saya ingin menekankan, miliki sumber daya yang sangat jauh lebih banyak berbagai daripada Ukraina.”
Sebagaimana diketahui, pasca Trump mengambil alih Gedung Putih pada Januari, negara-negara BRICS mundur untuk memberi pelajaran AS. India baru-baru ini menolak gagasan untuk meluncurkan mata uang BRICS juga tetap saja menggunakan dolar Negeri Paman Sam untuk perdagangan.
Tak belaka itu, Brasil juga mempertimbangkan untuk membatalkan ide mata uang sama-sama di rapat puncak mendatang dalam bulan Juli. Selain itu, China mendesak Amerika Serikat untuk tidak ada mempersenjatai perdagangan dengan tarif. Rusia, yang awalnya pendukung setia dedolarisasi sekarang ini sedang mencari kesepakatan perusahaan dengan AS.