ledifha.com – JAKARTA – Menteri Tenaga lalu Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia membenarkan adanya rencana pemberlakuan pembatasan BBM bersubsidi mulai 1 Oktober 2024 mendatang. Ia juga menekankan bahwa rencana itu akan diimplementasikan sebelum Prabowo Subianto dilantik sebagai Presiden RI 2024-2029 pada 20 Oktober 2024.
Dikatakan Bahlil, ketika ini pihaknya terus melakukan kajian kemudian sosialisasi untuk penduduk mengenai penyaluran subsidi BBM tepat sasaran sebelum resmi diterapkan.
“Memang rencananya begitu (1 Oktober). Karena begitu aturan keluar, permennya (Peraturan Menteri) keluar, ada waktu untuk sosialisasi. Nah, sosialisasi ini yang dimaksud sekarang saya lagi bahas,” jelas Bahlil usai Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi VII DPR di tempat Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (27/8/2024).
Kendati demikian Bahlil mengaku belum dapat menjamin mengenai skema pembatasan tersebut, termasuk mengenai kendaraan apa cuma yang mana diperbolehkan untuk membeli BBM bersubsidi. “Nanti dibahas, saya belum bisa saja bicara detail,” tambahnya.
Sebab menurutnya, yang digunakan terpenting ialah BBM bersubsidi ini hanya sekali diberikan terhadap rakyat yang dimaksud berhak menerima, yakni golongan sektor ekonomi menengah ke bawah. “Kalau seperti kita masih menerima BBM bersubsidi, apa kata dunia bos,” tegasnya.
Lebih lanjut Bahlil juga menegaskan, bahwa pembatasan BBM subsidi ini akan dilaksanakan melalui penerbitan peraturan menteri (Permen). Padahal sebelumnya, pemerintah sendiri sudah menyatakan akan mengatur pembelian BBM subsidi melalui revisi Perpres No 191 Tahun 2014.
Perlu diketahui, untuk tahun 2025 mendatang, pemerintah mematok jumlah BBM subsidi mencapai 19,41 jt kilo liter (KL). Angka itu terdiri dari minyak tanah sebesar 0,52 jt KL lalu minyak solar sebesar 18,89 jt KL.
Bahlil menerangkan, penetapan besar BBM subsidi itu lebih banyak rendah jika dibandingkan yang ditetapkan pada tahun 2024 ini sebesar 19,58 jt KL.
“Kalau untuk subsidi solar yang tersebut disepakati adalah Rp1.000 per liter, mirip dengan subsidi 2024, bukan ada perubahan. Nanti yang dimaksud lain-lainnya di tempat bagian Kementerian Keuangan,” urainya.
Sementara itu, realisasi penyaluran BBM bersubsidi pada 2023 lalu berada di dalam nomor 18,06 jt KL, terdiri dari minyak tanah 0,49 jt KL lalu minyak solar 17,57 jt KL.
Kemudian, penyaluran BBM bersubsidi sampai Juli 2024 tercatat sebesar 10,28 jt KL, terdiri dari minyak tanah 0,29 jt KL kemudian minyak solar 9,99 jt KL dengan outlook penyaluran hingga akhir tahun ini sebesar 18,19 jt KL.